Berbagai guncangan terhadap perekonomian global beberapa tahun terakhir dikhawatirkan membawa dunia ke resesi ekonomi baru pada 2023. Setelah sempat mengalami pertumbuhan negatif dalam dua kuartal terakhir, produk domestik bruto Amerika Serikat menguat 2,6% untuk kuartal ketiga. Namun analis melihat AS belum terbebas dari ancaman resesi.
Analis independen dan institusi ekonomi global memprediksikan resesi berpotensi besar terjadi pada 6-12 bulan ke depan. Risiko terbesar datang dari kondisi makro ekonomi, terutamanya kuat nilai tukar dolar dan tingginya suku bunga menurut analis bank dunia.
"Temuan terbesar kami adalah akan menurunnya harga komoditas dibandingkan yang kita rasakan sejak awal tahun. Meski harga komoditas domestik saat ini cukup tinggi karena kuatnya nilai tukar dolar, namun kami memproyeksikan harga komoditas akan turun sedikit tahun depan," ujar Analis Bank Dunia, John Baffes.