NEWSTICKER

Kasus Covid-19 di Tiongkok Diprediksi Capai 65 Juta Per Pekan

Kasus Covid-19 di Tiongkok Diprediksi Capai 65 Juta Per Pekan

Medcom • 6 June 2023 19:29

Beijing: Tiongkok diperkirakan akan menghadapi gelombang baru Covid-19 yang didorong dengan munculnya varian XBB. Meskipun demikian, otoritas kesehatan Tiongkok mengatakan situasi negara hingga saat ini masih stabil dan terkendali.

Spesialis penyakit pernapasan, Zhong Nanshan, mengatakan bahwa gelombang baru Covid-19 di Tiongkok telah dimulai pada April lalu. Kasus Covid-19 di negara tersebut pun diperkirakan telah memuncak hingga 40 juta orang per pekan selama Mei.

Lebih lanjut, kata Dr Zhong, kasus Covid-19 di Tiongkok kemungkinan akan mencapai puncaknya pada bulan Juni dengan 65 juta kasus baru per minggu. Ia menambahkan, otoritas kesehatan Tiongkok telah memberikan persetujuan awal untuk dua vaksin khusus XBB baru yang akan segera dirilis. 

Diketahui, ini adalah gelombang kedua yang terjadi setelah pemerintah Tiongkok mencabut kebijakan ketat nol Covid yang telah menekan virus selama hampir tiga tahun. Di waktu yang sama, pemerintah juga telah berhenti merilis angka harian dan kematian untuk kasus Covid-19. 

Kondisi Covid-19 di Tiongkok masih dapat dikontrol

Peneliti Divisi Penyakit Menular di Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok (CDC), Wang Liping, mengatakan jumlah pasien di klinik dengan gejala demam telah meningkat sejak akhir April. Meskipun demikian, jumlah keseluruhannya masih "jauh" lebih rendah daripada puncak gelombang sebelumnya.

Ia menambahkan, sebagian besar pasien mengalami gejala ringan.

"Berdasarkan data pemantauan kami dari berbagai saluran, epidemi yang disebabkan oleh varian XBB akan berlanjut sementara waktu di masa depan, tetapi situasi pencegahan dan pengendalian epidemi di seluruh negeri stabil dan dapat dikontrol," terangnya Wang, dikutip dari ABC News, Selasa, 6 Juni 2023.

Sementara itu, peneliti lain di CDC, Chen Cao, menuturkan bahwa pihaknya menemukan sebanyak tiga kasus subvarian yang paling umum beredar di Tiongkok. Itu pun mirip dengan varian Omicron XBB yang ditemukan secara internasional.

"Dengan peningkatan konstan varian mutan impor dan penurunan tingkat antibodi populasi kita, infeksi varian XBB kemungkinan akan meningkat," tutur Dr Chen.

Tidak ada cara untuk mengetahui jumlah terinfeksi

Profesor di Sekolah Psikologi dan Kesehatan Masyarakat di Universitas Latrobe, George Liu, mengaku tidak kaget setelah mengetahui munculnya gelombang Covid-19 lainnya. Terlebih, menurut dia, orang-orang di Tiongkok juga tampaknya “sangat santai” tentang virus corona.

Lebih lanjut, Liu menuturkan bahwa sebagian besar orang di Tiongkok terinfeksi dalam beberapa minggu setelah kebijakan nol COVID dicabut. Ini karena kekebalan tubuh masyarakat mulai berkurang dan membuat mereka berisiko terinfeksi. 

Namun, Profesor Liu tidak dapat memastikan apakah pernyataannya tersebut dapat dibuktikan secara empiris

"Ini hanya model sementara, dan tidak ada cara untuk mengetahui dengan tepat berapa banyak orang yang terinfeksi atau akan terinfeksi hanya karena tidak ada sistem yang bisa mengonfirmasi secara pasti. (Orang yang bekerja) sangat sedikit. Jika masih ada kasus Covid-19, di Tiongkok masih mendeteksinya dengan tes PCR," katanya.

"Namun, kita perlu menjaga populasi yang rentan itu, terutama mereka yang lebih tua serta orang-orang yang memiliki riwayat masalah kesehatan. Kita perlu menjaga mereka,” tambahnya. 

"Jadi, bukan ide yang baik untuk membiarkannya, meskipun saya tahu banyak orang menanggapinya dengan sangat santai” lanjut Profesor Liu. 

Di sisi lain, Profesor Liu mengaku dia tidak khawatir dengan varian Covid-19 baru dan lebih berbahaya yang akan muncul selama gelombang baru di Tiongkok saat ini. 

"Selama gelombang pertama, pada bulan Desember tahun lalu, Januari, Februari, dan Maret, orang-orang sangat khawatir dengan varian baru dari Tiongkok, tetapi itu tidak terjadi,” imbuhnya.

"Dari perspektif ilmiah, saya tidak melihat bukti nyata yang menunjukkan varian (baru) dapat muncul,” pungkas Liu. (Arfinna Erliencani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Willy Haryono)