Upaya pengurangan sampah plastik diminta didukung penuh. Ikhtiar pemerintah tersebut membutuhkan dukungan seluruh golongan.
Juru kampanye perkotaan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Abdul Ghofar menyebut langkah itu saat ini terhambat adanya kampanye penggunaan galon air sekali pakai.
"Ada target mengurangi sebesar-besarnya penggunaan plastik, nah seharusnya penggunaan galon sekali pakai itu tidak dipromosikan secara besar-besaran," ujar Ghofar dalam keterangan yang dikutip Kamis (11/5/2023).
Menurut dia, kampanye tersebut kontraproduktif dengan semangat pengurangan sampah plastik secara global maupun nasional. Dia menilai permasalahan sampah plastik akibat galon sekali pakai patut menjadi perhatian bersama.
Karena, kata Ghofar, bertentangan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi 70% sampah plastik pada 2025.
"Kampanye masif yang mendorong penggunaan galon sekali pakai ini kontradiktif dengan semangat pengurangan sampah plastik," kata Ghofar.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa produksi sampah di Indonesia mencapai 68,5 juta ton pada 2021. Dari angka tersebut, 11,6 juta ton atau 17% merupakan sampah plastik.
Artinya, potensi pencemaran lingkungan yang diakibatkan galon sekali pakai juga akan meningkat. Seiring dengan jumlah produksi mereka karena tidak bisa dibarengi dengan angka kolektif sampah.
"Angka daur ulang saja masih sulit disembuhkan apalagi problem galon sekali pakai, nah ini akan menambah beban angka daur ulang," katanya.