Detroit: Para menteri perdagangan dari negara-negara Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) sepakat untuk mempromosikan perdagangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Akan tetapi gagal menghasilkan pernyataan bersama karena keberatan Rusia dan Tiongkok terhadap bahasa di Ukraina.
Mengakhiri pembicaraan dua hari di Detroit, tuan rumah APEC, Perwakilan Dagang AS Katherine Tai, malah mengeluarkan pernyataan ketua yang meringkas diskusi, dengan penekanan pada inklusivitas, memerangi perubahan iklim, dan keberlanjutan.
"Kami menegaskan kembali tekad kami untuk menghadirkan lingkungan perdagangan dan investasi yang bebas, terbuka, adil, tidak diskriminatif, transparan, inklusif, dan dapat diprediksi," bunyi pernyataan itu, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 1 Juni 2023.
Kelompok tersebut menegaskan kembali komitmennya terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya. APEC akan terus bekerja guna memastikan lapangan permainan yang setara untuk mendorong lingkungan perdagangan dan investasi yang menguntungkan.
"Dan menegaskan kembali komitmen kami untuk menjaga pasar tetap terbuka dan untuk mengatasi gangguan rantai pasokan," tambahnya.
Pemimpin APEC November lalu di Bangkok menyetujui bahasa yang menyatakan bahwa sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan mengakibatkan penderitaan manusia dan dampak ekonomi.
Tetapi pada pertemuan di Detroit, Tiongkok dan Rusia keberatan untuk memasukkan bahasa tersebut, menyerahkannya pada pernyataan Ketua Katherine, yang mencatat ada perbedaan pandangan dan bahwa APEC bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan.
