STPI: Tuberculosis Bisa Dihapuskan dengan Mengendalikan TB Laten
N/A • 24 March 2023 11:41
Indonesia bisa sukses mengatasi penyakit tuberkulosis (TB) dengan mengendalikan TB laten. Dijelaskan oleh Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Nurul Luntungan. TB laten merupakan keadaan di mana mycobacterium tuberculosis tidur di dalam tubuh selama beratahun-tahun sehingga tidak terdeteksi. Namun demikian, bakteri itu bisa bangkit sewaktu-waktu hingga menyebabkan penyakit TB.
Adapun, sebuah studi memperkirakan 120 juta orang di Indonesia mempunyai TBC laten. Kondisi ini dapat diketahui dengan tes mantoux atau tes darah.
"Indonesia tidak akan berhasil mengatasi TB jika tidak mengendalikan TB laten. Saat ini sudah tersedia di Indonesia terapi pencegahan TB (TPT) agar kondisi TB laten tidak berkembang menjadi penyakit,” kata Nurul dalam keterangan resmi, Jumat (24/3/2023).
Seperti diketahui, menurut Global TB Report 2022 yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), perkiraan angka kejadian (insidensi) TBC di Indonesia meningkat 15?ri 2020 ke 2021. Artinya, setiap satu menit ada dua orang yang terinfeksi TB. Jika tidak diobati, maka seseorang dengan TB dapat menginfeksi 10 hingga 15 orang di sekitarnya dalam satu tahun.
Namun, tidak semua orang yang terkena bakteri TB akan jatuh sakit. Nurul menjelaskan beberapa kelompok masyarakat lebih rentan terhadap infeksi ini karena kondisi imunitasnya yang lebih rendah. Kelompok yang rentan TB ialah anak-anak di bawah lima tahun, lanjut usia, serta kondisi penyakit tertentu seperti diabetes, HIV/AIDS dan gizi buruk.
Untuk mengatasi TB di Indonesia, Nurul menyatakan pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Penabulu membentuk Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI sebagai penerima hibah utama program TB komunitas dari Global Fund to Fight Against HIV/AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF-ATM).
"Konsorsium ini mendukung dan memperkuat sistem organisasi komunitas maupun upaya berbasis masyarakat dan penyintas TBC melalui promosi kesehatan, upaya pencegahan TBC pada balita dan anak-anak, skrining gejala TBC aktif, fasilitasi pemeriksaan TBC, dukungan psikososial pengobatan pasien, serta dukungan advokasi, umpan balik kualitas layanan, dan akses terhadap layanan hukum untuk meringankan stigma dan diskriminasi yang dialami pasien TBC dan keluarganya," beber dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Program Nasional dari Konsorsium Komunitas Penabulu STPI, Heny Akhmad mengungkapkan saat ini pihaknya mendukung program pemerintah bersama 9.212 kader TBC Komunitas di masyarakat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan hak mereka atas kesehatan, termasuk bebas dari infeksi TB dengan mendapatkan TPT.
Di 190 kota/kabupaten pada 30 provinsi pihaknya juga telah mengedukasi 6.359 orang tentang infeksi TBC dan TPT, dan 5.604 di antaranya telah dirujuk untuk memulai terapi.
"Tindakan untuk mencegah TBC melalui TPT adalah cara konkret kita untuk terlibat memutus mata rantai penularan TBC," tegas dia.
Menurut kader TBC Komunitas, Siti Setiyani menyadarkan masyarakat tentang infeksi TB dan TPT menjadi tantangan tersendiri. "Pasalnya, masyarakat menganggap bahwa anaknya sehat, kok harus minum obat rutin, sehingga, orangtua tidak berkenan anaknya diberikan TPT," ucap dia.
Namun, dengan konsisten memberikan edukasi terkait TPT dan memberikan pengertian bahwa jika tidak diberikan TPT anak kemungkinan bisa jadi sakit TB, masyarakat yang berkontak dengan pasien TB bisa lebih memahami dan mau mengkonsumsi TPT.
Dengan berbagai edukasi yang sudah diberikan oleh kader, pola mindset masyarakat pun dapat diubah agar memahami TPT menjadi upaya pencegahan pada kontak serumah maupun yang kontak erat dengan pasien TBC.
“Awalnya, saya mendapatkan penolakan bahkan tidak dihiraukan oleh masyarakat. Namun, saya tetap gigih untuk mengedukasi masyarakat bahwa TBC dapat menginfeksi siapapun dan berisiko menjadi sakit. Saat ini perjuangan saya membuahkan hasil dengan mengajak 8 balita memulai TPT dan membuat saya dikenal sebagai ikon TB," beber dia.
Berdasarkan modelling dalam Global Plan to End TB 2023-2030 yang diterbitkan oleh Stop TB Partnership (global), Indonesia hanya dapat mencapai eliminasi TB dengan memperluas penanganan orang dengan infeksi TB dan memberikan kekebalan melalui TPT terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak.
(Ilham Amirullah)