Pemerintah terus mendorong hilirisasi komoditas sumber daya alam, khususnya barang tambang mineral untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Namun, jika program itu dilakukan tanpa perhitungan yang tepat, dikhawatirkan dapat menggerus habis cadangan nikel.
"Banyak yang memperkirakan termasuk badan geologi, cadangan nikel kita akan habis dalam tempo sembilan tahun ke depan, karena begitu banyak eksplorasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tambang," ujar Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman.
Menurut Ferdy, program hilirisasi merupakan paradigma untuk bisa mengubah ekstraktif yang menjual biji tambang dalam bentuk mentah dan diubah menjadi pabrik pengolahan untuk nilai tambah perekonomian.
Kendati begitu, tetap saja ada dilema dampak dari kebijakan hilirisasi terhadap cadangan nikel Indonesia.