Polisi sudah menetapkan satu orang tersangka dalam kasus peretasan data , yakni seorang pemuda asal Madiun berinisial MAH. Awalnya pemuda tersebut bergabung dengan channel privat milik Bjorka dan mendapatkan beberapa informasi.
Pemuda asal Madiun tersebut merasa terpukau dengan apa yang disampaikan oleh Bjorka yang akhirnya membuat MAH membuat akun Bjorkanism pada 7 September 2022. Kemudian pada 8-10 September tersangka menyebarkan apa yang disampaikan di akun privat tersebut kepada pihak luar melalui channel Telegram Bjorkanism.
Namun, pria tersebut bukanlah sosok dibalik akun Bjorka melainkan hanya mengenal Bjorka usai membuat channel Bjorkanism di Telegram. Bjorka justru tertarik dengan MAH hingga akhirnya menghubungi untuk membeli channel tersebut seharga USD100 yang dibayarkan menggunakan bitcoin. Polisi masih terus mencari sosok dibalik akun peretas Bjorka yang terus mengganggu dan juga melakukan pembobolan data.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa pihaknya membuka peluang untuk bekerja sama dengan pihak-pihak dari luar negeri untuk mengungkap sosok dibalik akun Bjorka dan juga menangani kasus ini.
Tentunya apa yang dilakukan oleh kepolisian ini juga ditanggapi serius oleh pemerintah. Presiden Joko Widodo juga menyiapkan tim darurat yang terdiri dari sejumlah pihak untuk menangkal serangan siber baik itu dari Kominfo, BIN, dan BSSN.
Korban sebenarnya dari kasus ini ialah masyarkat yang juga mulai ikut bergerak. Salah satunya lembaga bantuan hukum digital informasi dan teknologi yang mulai menyiapkan gugatan terhadap sosok Bjorka untuk mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya. Saat ini gugatan secara online masih dipersiapkan untuk nantinya dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.