NEWSTICKER

BMKG: Indonesia Memasuki Musim Kemarau, Siaga Karhutla

BMKG: Indonesia Memasuki Musim Kemarau, Siaga Karhutla

Atalya Puspa • 6 June 2023 14:19

Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan 28 persen dari 194 zona musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau. BMKG meminta sejumlah wilayah untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Wilayah-wilayah ini menjadi priroitas harus siaga karena ancaman potensi karhutla dan kekeringan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati  dalam konferensi pers virtual, Selasa, 6 Juni 2023.

Beberapa wilayah yang telah masuk musim kemarau pada Juni 2023, Antara lain Aceh bagian timur, Sumatra Utara bagian timur, Riau bagian timur, Bengkulu bagian selatan, dan Lampung bagian selatan. 

Selanjutnya Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Kepulauan Maluku dan sebagian Maluku Utara.

"Memang masih belum sepenuhnya memasuki musim kemarau, tapi Juli, Agustus bahkan September akan bertambah wilayah-wilayah yang masuk musim kemarau," jelas dia.

Dwikorita memperingatkan pada Juni 2023 terdapat risiko munculnya hotspot dengan kategori moderat di wilayah Sumatra bagian tengah. Kemudian pada Juli hingga Agustus 2023 terdapat risiko munculnya hotspot dengan kategori moderat di wilayah Sumatra bagian tengah dan bagian selatan, serta Kalimantan bagian barat.

Selanjutnya pada September hingga Oktober 2023, terdapat risiko munculnya hotspot dengan kategori moderat di wilayah Sumatra bagian tengah, dan Sumatra bagian selatan. Kemudian Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua bagian selatan.

"Dan pada November terdapat risiko munculnya hotspot dengan kategori moderat di wilayah Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sualwesi dan Papua bagian selatan," beber dia.

Dwikorita mengimabu agar ancaman karhutla itu diantisipasi sejak dini, belajar dari kondisi pada 2019. Pasalnya iklim saat itu serupa dengan tahun ini, yakni ada El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) indeks, titik panas pada September 2019 di wiayah Sumatra dan Kalimantan mencapai 4.412.

"Belajar dari 2019, karena cukup banyak hotspot saat itu menurut Bank Dunia kerugian akibat karhutla tahun itu mencapai kurang lebih Rp77 triliun," pungkas dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Lukman Diah Sari)