Film 'Na Willa' Siap Gemparkan Bioskop Lebaran 2026

Konferensi pers Film Na Willa, Foto: Metrotvnews.com/Zein Zahiratul Fauziyyah

Film 'Na Willa' Siap Gemparkan Bioskop Lebaran 2026

Zein Zahiratul Fauziyyah • 12 November 2025 15:57

Jakarta: Setelah mencetak sejarah lewat Jumbo yang menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, Visinema Studios kembali bersiap menapaki babak baru industri film nasional dengan menghadirkan karya terbaru berjudul Na Willa. Film yang diadaptasi dari buku karya penulis Reda Gaudiamo ini digadang-gadang bakal menjadi salah satu tayangan paling berkesan di musim Lebaran 2026.

Mengusung kisah sederhana namun menyentuh tentang seorang anak perempuan bernama Willa dan ibunya di Surabaya tahun 1960-an, Na Willa akan menyajikan pengalaman sinematik yang detail, penuh nostalgia, dan kaya akan pesan moral.

Ryan Adriandhy menjadi sutradara di film ini. Ia sebelumnya dikenal lewat Jumbo dan sejumlah proyek humor visual. Sedangkan, Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari menjadi produser. Film ini disebut-sebut sebagai proyek yang memadukan kekuatan sastra, visual sinema, dan nilai keluarga yang universal.
 

Na Willa bercerita tentang Willa, gadis kecil berusia lima tahun yang hidup bersama ibunya di Surabaya pada dekade 1960-an. Melalui pandangan polosnya, penonton diajak menyaksikan dunia yang tampak sederhana, namun penuh perasaan dan pertanyaan tentang kasih, kejujuran, dan kehilangan.

Anggia Kharisma membeberkan, Na Willa bukan sekadar film anak, melainkan film keluarga dengan pesan lintas generasi khas Indonesia. 

“Cerita ini sangat khas Indonesia. Ia berbicara tentang hal-hal kecil yang membentuk karakter kita, seperti cara orang tua mencintai anaknya tanpa banyak bicara,” ujar Anggia dalam Konferensi Pers Na Willa di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.


Pemeran Film Na Willa, Foto: Metrotvnews.com/Zein Zahiratul Fauziyyah

Ia menjelaskan, proyek ini sudah direncanakan sejak lama sebagai bentuk penghargaan terhadap karya sastra lokal yang memiliki kedalaman makna. Ia menyebut ingin menghidupkan kembali semangat membaca dan menonton sesama keluarga. 

“Kami ingin menghidupkan kembali semangat membaca dan menonton bersama keluarga. Na Willa adalah ruang temu antara buku, film, dan kenangan,” kata Anggia.

Anggia juga menyebut, pihaknya menyiapkan film ini dengan riset dan produksi yang matang. Dalam waktu yang cukup lama, tim kreatif melakukan eksplorasi terhadap suasana Surabaya era 1960-an mulai dari arsitektur rumah, mode berpakaian, hingga logat dan ekspresi masyarakat pada masa itu.

“Detail jadi hal yang sangat penting di Na Willa, Kami ingin penonton merasa seperti benar-benar berada di masa itu bukan karena tata artistiknya mewah, tapi karena rasanya autentik,” ujar Anggia menambahkan. 

Reda Gaudiamo, penulis buku Na Willa mengaku terharu melihat karakter dari bukunya akan hidup di layar lebar. Meski dirinya tidak bisa hadir dalam Konferensi Pers pengumuman Na Willa, Ia percaya bahwa Na Willa berada di tangan sutradara dan produser yang tepat.

“Saya percaya, Willa ada di tangan yang tepat,” ujar Reda.
Sementara itu sutradara Ryan Adriandhy, mengaku tertantang untuk mengarahkan film dengan nada yang lebih tenang dan reflektif. Sebab sebelumnya, ia dikenal lewat Jumbo dan sejumlah proyek humor visual yang lebih santai. 

“Selama ini saya banyak bermain di ranah komedi. Tapi di Na Willa, saya ingin melihat bagaimana cerita kecil bisa berbicara besar,” kata Ryan. 

Ia membeberkan, film ini mengajarkan kejujuran bukan hanya dalam dialog, namun dalam cara bercerita. Tidak hanya itu, Ryan menyebut Na Willa menjadi ruang eksplorasi sinema yang berbeda bagi Visinema. 

“Film ini mengingatkan saya untuk belajar jujur, bukan hanya di dialog, tapi dalam cara bercerita. Kita terbiasa melihat film Lebaran sebagai tontonan ramai dan bising. Tapi kami percaya film yang pelan dan jujur pun bisa mengguncang penonton dengan cara yang lembut,” ujar Ryan. 

Meski berakar kuat pada budaya Jawa Timur dan nuansa tahun 1960-an, Na Willa menyampaikan pesan universal tentang cinta keluarga, kejujuran, dan keberanian menghadapi kehilangan.

Menurut Anggia Kharisma, film ini ingin mengingatkan bahwa keluarga bukan sekadar tempat pulang, tapi ruang untuk saling memahami. 

“Sering kali kita lupa mendengarkan anak-anak. Padahal, lewat cara mereka bertanya, kita bisa belajar tentang kebenaran yang sesungguhnya,” ujar Anggia. 
 
Ryan menambahkan, film ini juga menjadi refleksi bagi orang dewasa yang kerap menutupi kebenaran demi melindungi. 

“Kadang, kebohongan kecil justru membuat jarak. Na Willa mengajak kita jujur,  bukan karena mudah, tapi karena itu satu-satunya jalan untuk tetap dekat,” kata Ryan.

Penayangan Na Willa pada Lebaran 2026 disebut menjadi momentum strategis bagi Visinema untuk memperkuat identitasnya sebagai rumah produksi yang konsisten mengusung tema keluarga dan kemanusiaan.

“Lebaran selalu jadi waktu orang-orang berkumpul. Kalau setelah menonton Na Willa penonton merasa ingin memeluk orang tuanya, atau berbicara lebih lembut dengan anaknya, berarti film ini berhasil,” tutur Ryan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)