
Dari Limbah Jadi Rupiah, Bejo Sulap Akar Kayu Jadi Produk Bernilai Ekspor
28 July 2025 14:22 |
Juragan Jaman Now
Jakarta: Dengan hanya bermodal Rp200 ribu dan ide yang jeli melihat potensi limbah, Bejo Prihatianto, pengusaha asal Batang, Jawa Tengah, berhasil membangun bisnis furniture dan kerajinan berbahan dasar limbah akar kayu jati yang kini menjangkau pasar mancanegara.
Lewat brand miliknya, BJO Furves, Bejo membuktikan bahwa kreativitas bisa mengubah keterbatasan menjadi peluang besar.
“Awalnya saya bingung cari kerja. Tapi saya lihat ada akar kayu jati di sekitar rumah yang terbengkalai. Dari situlah saya mulai membuat produk pertama,” ujar Bejo seperti dikutip dari Juragan Jaman Now Metro TV, Rabu, 23 Juli 2025.
BJO Furves memproduksi dua lini utama yaitu fashion unik, seperti tas kayu, serta produk home living seperti meja dan dekorasi interior. Keunggulan utama produknya adalah bentuk alami dari akar kayu yang menjadikan setiap item unik dan tidak bisa disamai.
Yang menarik, tas kayu menjadi produk andalan dengan kontribusi hampir 50 persen dari total penjualan, dijual dengan harga sekitar Rp1,5 juta. Bejo menyampaikan bahwa perusahaannya telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,1 miliar, dengan margin keuntungan lebih dari 29 persen.
Para panelis menyoroti konsistensi pertumbuhan BJO Furves yang terus naik sejak 2017, meskipun sempat terhenti saat pandemi. Namun, setelah itu, penjualan meningkat pesat dari hanya Rp6 juta menjadi Rp190 juta hanya dalam satu tahun, berkat kerja sama dengan beberapa perusahaan besar di Jakarta.
Namun, panelis juga mengingatkan pentingnya strategi yang tepat, termasuk pemilihan kanal distribusi yang lebih terkurasi. Produk unik seperti ini, menurut mereka, lebih cocok dipasarkan di tempat-tempat eksklusif atau lokasi wisata yang menjual pengalaman, bukan sekadar barang.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)
Lewat brand miliknya, BJO Furves, Bejo membuktikan bahwa kreativitas bisa mengubah keterbatasan menjadi peluang besar.
“Awalnya saya bingung cari kerja. Tapi saya lihat ada akar kayu jati di sekitar rumah yang terbengkalai. Dari situlah saya mulai membuat produk pertama,” ujar Bejo seperti dikutip dari Juragan Jaman Now Metro TV, Rabu, 23 Juli 2025.
Baca: Tampil Apik di Juragan Jaman Now Season 4, Bone Broth Momachi Tawarkan Solusi Gizi Anak |
BJO Furves memproduksi dua lini utama yaitu fashion unik, seperti tas kayu, serta produk home living seperti meja dan dekorasi interior. Keunggulan utama produknya adalah bentuk alami dari akar kayu yang menjadikan setiap item unik dan tidak bisa disamai.
Yang menarik, tas kayu menjadi produk andalan dengan kontribusi hampir 50 persen dari total penjualan, dijual dengan harga sekitar Rp1,5 juta. Bejo menyampaikan bahwa perusahaannya telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,1 miliar, dengan margin keuntungan lebih dari 29 persen.
Para panelis menyoroti konsistensi pertumbuhan BJO Furves yang terus naik sejak 2017, meskipun sempat terhenti saat pandemi. Namun, setelah itu, penjualan meningkat pesat dari hanya Rp6 juta menjadi Rp190 juta hanya dalam satu tahun, berkat kerja sama dengan beberapa perusahaan besar di Jakarta.
Namun, panelis juga mengingatkan pentingnya strategi yang tepat, termasuk pemilihan kanal distribusi yang lebih terkurasi. Produk unik seperti ini, menurut mereka, lebih cocok dipasarkan di tempat-tempat eksklusif atau lokasi wisata yang menjual pengalaman, bukan sekadar barang.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)
Editor: Wanda