Agustya Permata Sari, founder Bone Broth Momachi. Foto: Metro TV
Jakarta:
Juragan Jaman Now Season 4 kembali menghadirkan kisah inspiratif dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kali ini, panggung presentasi dimeriahkan oleh Agustya Permata Sari, yang mengangkat isu stunting dan permasalahan gizi anak yang masih menjadi perhatian khusus di Indonesia. Ia merupakan
founder Bone Broth Momachi, inovasi produk kaldu tulang siap konsumsi yang kaya manfaat untuk ibu dan anak.
“Isu stunting dan perkembangan gizi anak ini menjadi sangat serius di Indonesia. Pengalaman pribadi dari womenpreneur satu ini juga berangkat dari kekhawatiran terhadap gizi anaknya. Maka lahirlah Momachi, produk bone broth yang diharapkan bisa memberi gizi terbaik,” ujar mentor, Peter Shearer, saat memperkenalkan Agustya kepada para panelis seperti dikutip dari Juragan Jaman Now Metro TV, Senin, 26 Mei 2025.
Dalam presentasinya, Agustya menjelaskan bahwa produk Momachi hadir sebagai solusi praktis untuk pemenuhan nutrisi harian, terutama bagi ibu dan anak.
Momachi memiliki slogan Healthy and Helpful, dengan produk unggulan berupa kaldu tulang ayam kampung, salmon, sapi, hingga ikan gabus. Produk ini telah mengantongi sertifikasi halal, BPOM, dan uji laboratorium.
“Chicken bone broth kami punya kandungan kolagen dan protein 10% lebih tinggi dari kompetitor. Sedangkan varian ikan gabus mengandung albumin hingga 17 mg, yang bagus untuk pemulihan pasca sakit atau melahirkan,” ujar Agustya.
Dalam kesempatan tersebut, Agustya pun menjelaskan bahwa dirinya berinisiatif untuk membuat produknya lebih bisa dikonsumsi masyarakat luas dengan inovasi kemasan sachet. Dirinya juga menyebut nominal Rp 50 juta cukup untuk mengembangkan inovasi tersebut. Kemudian panelis Irwan Mussry menyambut baik ide inovasi bone broth dalam bentuk sachet yang lebih praktis dan ekonomis.
“Judulnya on the spot! Ide untuk mengemas dalam saset itu inovatif dan tepat. Ini akan membuka pasar lebih luas karena lebih terjangkau dibanding membeli dalam ukuran besar,” kata Irwan.
Menanggapi pertanyaan Irwan mengenai daya simpan, Agustya menjelaskan bahwa produk Momachi dalam kemasan jar bisa tahan 7 bulan di freezer, 7 hari di chiller, dan maksimal 24 jam di suhu ruang.
“Kalau untuk konsumsi berurutan seperti pagi-siang-malam, cukup simpan di chiller dan dihangatkan di panci berisi air,” kata Agustya.
Agustya juga menjelaskan alasan beragamnya varian rasa.
“Chicken bone broth terbuat dari 100 persen ceker ayam kampung, kaya kolagen dan protein. Varian beef kaya lemak sehat, cocok untuk baby booster. Salmon kaya omega-3 dan asam folat. Varian ikan gabus bagus untuk pemulihan. Kami paketkan sesuai kebutuhan, seperti untuk ibu hamil, pascamelahirkan, atau anak MPASI,” papar Agustya.
Sementara itu, panelis Sebastian Togelang menilai harga produk masih tinggi karena skala produksi masih kecil.
“Dengan berkembangnya bisnis dan adanya bantuan, produksi bisa di-scale dan harga bisa ditekan. Ini penting agar bisa bersaing di pasar ritel,” kata Sebastian.
Momachi saat ini dijual seharga Rp75 ribu untuk 250 ml, dan direncanakan akan diproduksi dalam bentuk sachet berisi 10 ml dengan harga maksimal Rp12 ribu per sachet.
Menariknya, Momachi juga menawarkan layanan konsultasi gizi gratis selama 30 hari untuk membantu peningkatan berat badan anak.
“Satu sachet adalah satu takaran untuk anak. Untuk saat ini kami fokus pada trial untuk anak-anak,” ujar Agustya.
Di sisi lain, Panelis Reino Barack menilai strategi pengenalan produk lewat sachet bisa menarik minat konsumen. Apresiasi penuh juga diungkapkan oleh panelis Rex Marindo. Ia mengaku melihat potensi besar dari bisnis Momachi.
“Bone broth belum terlalu dikenal di masyarakat. Tapi manfaatnya besar. Dengan harga lebih murah dan kemasan praktis, konsumen akan lebih tergugah mencoba,” tutur Reino.
“Secara B2C bisa berkembang, B2B pun berpotensi. Tantangannya sekarang adalah edukasi market agar produk ini bisa diterima lebih luas,” ujar Rex.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)