Sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf menghadirkan lima saksi. Selain fakta jenazah Yosua yang masih pakai masker, juga ada fakta lain yaitu Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf tidak melakukan tes PCR. Apakah ini bagian dari skenario?
Dari 12 saksi yang sedianya dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum, baru lima saksi yang bersedia memberikan keterangannya. Mereka adalah petugas swab dari Smart Co Lab, Nevi Afrilia dan Isbah Azka Tilawah. Kemudian sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadan, Legal Counsel Provider PT XL Axiata Viktor Kamang, serta provider Telkomsel bagian officer security Bimantara Jayadiputro.
Dalam kesaksiannya, sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan mengungkapkan kondisi jenazah Brigadir Yosua saat akan dievakuasi ke RS Polri masih dalam keadaan menggunakan masker berwarna hitam.
Sementara itu, tenaga kesehatan yang melakukan PCR, Nevi Afrilia dan Ishbah Azka Tilawah mengungkap tentang kondisi orang dekat Sambo saat melakukan tes PCR sepulang dari Magelang pada 8 Juli lalu. Ada empat orang yang melakukan tes yaitu Putri Candrawathi, Susi, Richard Eliezer dan Yosua Hutabarat.
Jaksa Penuntut Umum menanyakan soal raut wajah Putri Candrawathi saat tiba di Jakarta dan menjalani tes PCR. Pengacara Eliezer mempertanyakan mengapa Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal tidak melakukan tes swab saat tiba di Saguling. Selain Nevi Afrilia, tenaga kesehatan yang juga menjadi saksi adalah Ishbah Azka Tilawah. Isbah mengaku melakukan tes PCR terhadap Ferdy Sambo dan Daden 7 Juli lalu.
Sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua akan dilanjutkan Selasa dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dengana agenda keterangan saksi.