Selama bertahun-tahun ada sejumlah laporan yang meresahkan terhadap kesan miring pada tarian Gule Wamkulu. Upaya mengembalikan reputasi tarian Gule Wamkulu pun kini terus dilakukan. Komunitas penari Gule Wamkulu pun kian terancam di Zimbabwe lantaran maraknya kelompok penari palsu yang melakukan kejahatan.
“Orang-orang ini jahat. Mereka berpindah-pindah dengan membawa senjata dan merupakan penjahat kejam. Jika mereka bertemu orang yang tidak mereka sukai, terkadang mereka menyerang orang tersebut,” ujar penduduk Mukafose, George Desha.
Upaya mengembalikan reputasi dari pertunjukan tari dan anggota komunitas pun dilakukan dengan melakukan banyak pertunjukan di depan publik, termasuk kolaborasi dengan para musisi arus utama. Namun, anggapan lama mengenai keberadaan kelompok penari palsu tetap bertahan. Kesan misteri seputar Gule Wamkulu tetap ada. Identitas orang-orang di balik topeng pun dirahasiakan.
Tradisi Tari Gule Wamkulu berawal dari Suku Chewa yang ada di Malawi, Mozambik dan Zambia di Afrika Selatan, sebelum akhirnya mereka bermigrasi ke Zimbabwe pada awal tahun 1900-an sebagai buruh migran. Di masa lalu, hanya dengan melihat tarian ritual Gule Wamkulu saja telah membuat orang merinding, lantaran biasanya tari tersebut dilakukan pada malam hari.
Namun berbeda dengan sekarang, penampilan mereka justru mengundang banyak orang untuk melihatnya termasuk anak-anak. Bahkan sejumlah penonton memilih untuk mengabadikannya dengan telepon genggam.
