Partai Golkar dan PKB bersaing keras menjadi pendamping Prabowo Subianto di bawah payung Koalisi Besar. Prabowo dinilai dilema antara Ketum Golkar Airlangga Hartarto atau Ketum PKB Cak Imin.
"Pak Prabowo sekarang kan dilematis. Satu sisi membutuhkan kawan koalisi untuk melengkapi persyaratan 20% artinya butuh boarding pass, opsinya di antara PKB dan Golkar, Cak Imin atau Airlangga. Namun, Prabowo juga ingin memenangkan pertarungan," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda.
Hantan melihat PKB dan Gerindra sama-sama memiliki logika politik soal siapa yang pantas menjadi pendamping Prabowo. Golkar, katanya, akan menilai jika Koalisi Besar sebagai gabungan KKIR dan KIB maka yang menjadi bacawapres Prabowo harus dari KIB atau Airlangga Hartarto. Golkar juga merasa sebagai partai yang lebih besar karena perolehan kursi di DPR di atas PKB.
Tak kalah dengan Golkar, PKB juga menilai partainya lebih pantas mendampingi Prabowo karena terikat perjanjian dengan Gerindra. Karena itu, Ketua Umum PKB Cak Imin dianggap lebih berhak menjadi bacawapres.
"PKB juga punya logika politik sendiri. Ia akan mengatakan yang membangun koalisi dengan Pak Prabowo dan sudah ada tandatangan adalah Cak Imin, PKB," jelasnya.