21 April 2023 10:47
Dalam rangka menyambut Hari Kartini, pada 18 Februari lalu Perempuan INTI (PINTI) menggelar talkshow bertema “Memaknai Jasa Besar Auw Tjoei Lan, Istri Kapitan, Pendiri Panti Asuhan Hati Suci”.
Talksow tersebut mengundang sejarawan Azmi Abubakar, Komnas Perempuan Andy Yentriyani, CEO Kupuku Indonesia Satrio Anindito, dan pimpinan Rumah Hati Suci Imelda Tjandra, untuk mengingat kembali peranan dan jasa perempuan Tionghoa Indonesia, Auw Tjoei Lan dalam emansipasi wanita.
Menurut informasi, Auw Tjoei Lan berasal dari keluarga terpandang di Majalengka. Pada tahun 1914, Ia mendirikan “Rumah Ati Soetji” sebagai penampungan bagi korban perdagangan perempuan di zaman penjajahan Belanda, dengan harapan agar para perempuan tersebut bisa mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang lebih bagus.
Seiring berjalannya waktu, Rumah Ati Soetji kini telah berkembang menjadi panti asuhan Rumah Hati Suci, yang tidak hanya mengasuh anak perempuan yatim piatu, melainkan juga anak perempuan dari keluarga kurang mampu ataupun anak perempuan korban kekerasan.
Dalam talkshow tersebut, sejarawan Azmi Abubakar mengusulkan agar Auw Tjoei Lan dianugerahi gelar pahlawan Indonesia, dan usulan ini juga didukung oleh narasumber lainnya.
Menurut informasi, Rumah Hati Suci mengajarkan pendidikan akademik dan non akademik, seperti kelas memasak, kelas kecantikan, kegiatan seni seperti paduan suara, balet, kungfu dan sebagainya. Rumah Hati Suci telah melahirkan anak-anak berprestasi, seperti kelompok paduan suara yang tampil di G20 Bali pada bulan November tahun lalu. Saat ini Rumah Hati Suci mengasuh 40 orang anak perempuan.
Pimpinan Rumah Hati Suci Imelda Tjandra menyampaikan, mereka ingin anak-anak memiliki karakter yang unggul, mandiri, serta mampu berkontribusi bagi masyarakat. Ia juga berharap masyarakat turut peduli terlibat untuk membantu anak-anak perempuan yang kurang perhatian dan kasih sayang.
Imelda juga menyampaikan semangat Auw Tjoei Lan lah yang memotivasi dirinya untuk melanjutkan pengelolaan Rumah Hati Suci yang sudah berusia 109 tahun tersebut.
Seorang anak penghuni Rumah Hati Suci bernama Salsa Bilazet’ta mengatakan bahwa Rumah Hati Suci sangat memperhatikan gizi dan kesehatan mereka. Selain itu, ia juga sangat berterima kasih karena telah dididik untuk tumbuh menjadi seseorang yang memiliki disiplin dan tanggung jawab.