Indonesia Pilih Jalur Diplomasi Tanggapi Kebijakan Tarif Amerika Serikat

7 April 2025 15:15

Pemerintah Indonesia memilih jalur diplomasi dan negosiasi dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah retaliasi, namun justru mendorong komunikasi yang konstruktif bersama negara-negara ASEAN.

Dalam konferensi pers yang digelar hari ini, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah menyusun proposal konkret yang akan diajukan ke pihak USTR atau United States Trade Representative. 

“Pemerintah melalui Kedutaan Besar Indonesia juga sudah menjalin komunikasi dengan USTR (United States Trade Representative), dan dalam waktu dekat akan mengirimkan proposal yang lebih teknis,” ujar Airlangga dikutip dari Breaking News Metro TV pada Senin, 7 April 2025.
 

Baca Juga: Presiden Prabowo Temui PM Malaysia Anwar Ibrahim Bahas Kebijakan Tarif Impor AS

Lebih lanjut, Indonesia juga aktif melakukan pendekatan bilateral maupun regional. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah berdiskusi dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, serta melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara ASEAN. Dalam waktu dekat, para menteri perdagangan negara ASEAN akan bertemu pada 10 April mendatang untuk menyusun sikap bersama.

Airlangga menegaskan, Indonesia tidak sendiri. Negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, Kamboja, hingga Thailand juga memilih jalur yang sama, yakni negosiasi, dan tidak mengambil langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS.

“ASEAN tidak akan mengambil langkah retaliasi. Indonesia dan Malaysia akan mendorong perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi TIFA (Trade and Investment Framework Agreement), yang sebelumnya ditandatangani pada tahun 1996 namun kini perlu diperbarui,” jelas Airlangga.

Di sisi lain, Indonesia juga tengah mengkaji beberapa hal teknis, termasuk tarif impor, non-tarif measures, serta optimalisasi volume ekspor-impor dengan Amerika Serikat. Pemerintah juga menyiapkan strategi agar defisit perdagangan dengan AS yang mencapai USD18 miliar dapat dikurangi melalui peningkatan ekspor produk unggulan seperti kayu, tembaga, emas, dan furniture.

Indonesia juga tengah mempercepat proyek-proyek strategis nasional yang kemungkinan akan memanfaatkan komponen impor dari Amerika Serikat, seperti pembangunan kilang atau refinery.


(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com