Film dokumenter pendek asal Indonesia berjudul 'Mama Jo' merupakan karya sutradara Ineu Rahmawati. Film ini berhasil meraih penghargaan bergengsi sebagai Best Short Documentary dalam ajang Golden Family Film Festival yang diselenggarakan di Hotel Balkan Palace, Sofia, Bulgaria.
Penghargaan tersebut diterima oleh Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sofia, Irvan Fachrizal. Dalam pernyataan resminya, Irvan menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia, dewan juri, serta penonton atas apresiasi terhadap film 'Mama Jo'. Ia juga menyampaikan salam hangat dari Indonesia, meskipun tidak dapat hadir langsung karena kendala logistik.
Film 'Mama Jo' mengangkat kisah menyentuh tentang perjuangan seorang ibu bernama Santi dan anaknya Johan, seorang bocah berusia sembilan tahun yang hidup dengan kondisi
cerebral palsy (lumpuh otak). Lewat
dokumenter ini, Inue Rahmawati ingin menyuarakan realitas yang kerap luput dari perhatian, keteguhan dan perjuangan keluarga penyandang disabilitas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Keberhasilan 'Mama Jo'
mencerminkan meningkatnya apresiasi dunia internasional terhadap sinema Indonesia. Pada 2024, jumlah penonton film nasional mencapai 68,95 juta, angka tertinggi dalam hampir satu abad sejarah perfilman Tanah Air. Hingga 2025, Indonesia telah memiliki 208 layar
bioskop dengan 60 persen penontonnya lebih memilih film lokal.
Analis memproyeksikan industri film nasional akan tumbuh sebesar 20 persen hingga 2027. Didorong oleh tingginya permintaan terhadap film dokumenter, animasi, dan kisah-kisah autentik dari kawasan Asia Pasifik.
(Tamara Sanny)