Candra Yuri Nuralam • 19 June 2025 11:33
Jakarta: Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait atau Ara menjelaskan rencana mempersempit rumah subsidi untuk masyarakat. Pemerintah ingin warga memiliki hunian yang strategis di pusat kota.
“Supaya ada rumah kebanyakan buat milenial yang ada di perkotaan, kan begitu,” kata Ara di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Juni 2025.
Ara mengatakan, banyak pengembang perumahan yang memberikan contoh rumah sempit kepada pemerintah. Salah satunya yakni seluas 14 meter persegi.
Ara juga mengatakan, saat ini, rumah subsidi berada di pinggiran kota, yang jauh dari akses tempat bekerja. Sementara itu, mengadakan rumah seluas 60 meter persegi di kota besar sulit karena harga tanah yang mahal.
“Rata-rata enggak ada ya di kota ya? Kenapa? Karena harga tanahnya mahal,” terang Ara.
Menurutnya, mempersempit rumah subsidi didasari kemauan sejumlah ekosistem. Kebanyakan orang, tidak memikirkan luas rumah, jika bisa memiliki hunian di pusat kota.
“Kita kan perlu mendengarkan konsumen, kalau enggak, kita enggak dengarkan konsumen, kita enggak tahu maunya apa. Konsumen juga soal tempat yang tidak terlalu jauh di kota itu menjadi penting sekali, jadi pertimbangan,” ucap Ara.
Ara menegaskan rencana ini belum final. Mempersempit rumah subsidi itu merupakan hasil pemikirannya, yang masih bisa dikritik untuk dikembangkan.
“Saya bukan menyosialisasikan keputusan saya, saya menyosialisasikan pikiran, bagaimana daripada, kalaupun nanti saya buat aturan seperti ini, bagaimana (respons masyarakat),” terang Ara.
Pemerintah masih terbuka untuk diberikan saran oleh masyarakat terkait pembangunan rumah subsidi. Ara juga menegaskan rutin berdiskusi dengan sejumlah pihak untuk memastikan hunian yang diinginkan masyarakat terwujud. (Can)