15 September 2025 18:47
Di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, sebuah harapan baru tumbuh bagi warga binaan. Melalui program "Nusakambangan Berdaya", kini para narapidana terampil mengolah limbah pembakaran batu bara atau Fly Ash and Bottom Ash (FABA), dari PLTU Adipala menjadi barang bernilai ekonomi seperti batako, paving block, dan buis beton.
Di bengkel pengolahan yang dikelola PLN ini, 30 narapidana dilatih dan diberdayakan untuk membuat produk konstruksi. Dengan menggunakan mesin pres hidrolik, bengkel ini mampu mencetak hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako per hari, dengan omzet mencapai Rp5,4 miliar per tahun.
Kusdiyanto, salah seorang narapidana, mengatakan sangat terbantu dengan program ini. "Saya pribadi (merasa) manfaatnya besar, saya jadinya bisa. Kalau saya setelah bebas dari sini, (keterampilan) ini masih bisa dikembangkan jika ada modal," ujarnya.
Program kerja sama antara PT PLN dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ini telah berjalan di 12 lapas di seluruh Indonesia. Ke depan, program ini akan dikembangkan untuk membuat model-model perumahan murah.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, pemanfaatan FABA merupakan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Limbah yang dinamakan fly ash bisa menjadi pengganti semen, dan bottom ash bisa menggantikan pasir dengan kualitas baik. Kami sangat terkejut dengan kemampuan dan kedisiplinan warga binaan, sehingga program ini menjadi program yang sangat premium dan bisa memiliki pangsa pasar di industri," jelas Darmawan.