Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya melakukan percepatan penanganan banjir, serta optimalisasi fungsi sungai dan pompa di ibu kota Jawa Tengah. Pemkot Semarang merasa banjir dan longsor di Kota Semarang diakibatkan karena drainase yang buruk, curah hujan tinggi, serta tingginya rob.
Upaya tersebut diwujudkan dengan pembuatan sistem terintegrasi, aplikasi tracking, hingga pengoptimalan, CCTV serta pembuatan blueprint, drainase, dan tata kota.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita juga melakukan evaluasi hasil tinjauan ke beberapa lokasi banjir dan longsor di perumahan-perumahan yang berada di Kota Semarang. Mulai dari membuat integrasi sistem pengawasan dan pengendalian kawasan perumahan yang meliputi tata ruang, topologi kawasan, DED perumahan, sarana dan prasaran, dan utilitas.
Tidak hanya itu,
Kominfo juga diminta untuk membuat pengembangan sistem pemantau sungai untuk memonitor debit air, sedimentasi, dan rumah pompa.
"Kita tahu tidak bisa sepotong-sepotong, penanganan banjir, penanganan longsor ini diakibatkan karena drainase yang buruk, curah hujan yang tinggi, ada rob dan sebagainya," kata Mbak Ita.
Terkait penanganan banjir dan longsor yang belum optimal di perumahan, Mbak Ita mengakui jika hal ini karena masih banyak perumahan yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas, baik berupa fasilitas umum dan fasilitas sosial di kepemerintahan kota. Ada pula usulan dari Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan sertifikat sungai.
Mbak Ita menyebut akan melakukan pertemuan dengan kepala Badan Pertanaman Negara untuk membahas sertifikat sungai. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian sampah.
"Nanti terintegrasi semua, ini akan menjadikan dari OPD-OPD ini bisa melakukan sinergi," ujar Mbak Ita.
Pemkot akan menambah CCTV di lokasi tempat pembuangan sampah (TPS), serta mengembangkan sistem tracking truk pengambil sampah. Pemkot juga akan membuat blueprint irigasi. Blueprint ini akan berisi masterplan saluran dan jalan, serta tata Kota Semarang.