5 December 2023 12:59
Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak menghadiri konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-28 atau COP28. Namun, para diplomat Amerika Serikat akan hadir di sana karena tertarik untuk mendapatkan akses ke ekspor mineral penting yang diperlukan untuk transisi ke energi hijau dan Indonesia memposisikan diri sebagai mitra pilihan baru.
Perkembangan mobil listrik di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat membutuhkan baterai berisi mineral kritis, litium dari Chile, kobalt dari Republik Demokratik Kongo dan nikel dari Indonesia.
Saat ini, Tiongkok mendominasi pasar untuk ekstraksi dan pemurnian komponen-komponen baterai energi ramah lingkungan yang sangat penting ini. Namun pada November 2023, Presiden RI Joko Widodo mengatakan kepada para pemimpin bisnis bahwa Indonesia ingin menjadi mitra alternatif pilihan.
"Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dan beragam mineral kritis lainnya, Indonesia tengah berproses membangun ekosistem EV terintegrasi," ungkap Joko Widodo.
Datang bersama Delegasi Indonesia adalah CEO Bakrie Group Anindya Novyan Bakrie yang ingin mengubah perusahaan tambang tradisional keluarganya menjadi perusahaan tambang mineral kritis. Tambang itu juga dapat memanfaatkan permintaan yang terus meningkat untuk rantai pasok mineral kritis non Tiongkok. Bakrie mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan dukungan dari AS untuk dapat bersaing.
Indonesia terus merayu AS untuk menjadikannya mitra nikel. Sebab Indonesia sedang berupaya mengurangi dominasi Tiongkok dalam rantai pasok pemurnian mineral-mineral kritis.
Pada 2020, pemerintah melarang ekspor bijih nikel dan mewajibkan perusahaan yang menambang untuk melakukan pemurnian di dalam negeri.