Semarang: Puluhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menggelar aksi 1.000 lilin, di Lapangan Widya Puraya, Senin, 2 September 2024, malam. Aksi ini sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Undip.
Satu per satu mahasiswa menyalakan lilin. Kemudian lilin diletakkan berjejer di undakan tepi lapangan.
Aksi yang berlangsung sekitar 30 menit diakhiri dengan pernyataan bahwa mereka bakal mengawal kasus meninggalnya dokter Aulia.
Koordinator Aksi, Dagon, mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai aksi turut berduka cita atas meninggalnya sahabat, teman, dan rekan seprofesi. Mereka berharap polisi dapat mengusut tuntas kasus tersebut.
Sebelumnya, Undip Semarang membantah mahasiswanya, seorang dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bunuh diri akibat jadi korban bullying atau perundungan.
Aulia Risma Lestari (ARL), 30, ditemukan tewas pada Rabu, 14 Agustus 2024, di kamar kosnya di kawasan Lempongsari, Semarang. Ia tewas setelah menyuntikkan obat penenang dalam dosis tinggi pada dirinya sendiri. Bersama Aulia ditemukan beberapa catatan soal dirinya yang merasa tak sanggup menjalani PPDS.
Humas Undip Semarang, Utami, mengatakan pihak kampus belum menyelidiki secara mendetail soal isu dugaan perundungan hingga menyebabkan mahasiswa PPDS di kampusnya bunuh diri. Ia juga meminta semua pihak tak langsung mengambil kesimpulan soal dugaan perundungan tersebut.
"Sehubungan dengan pemberitaan meninggalnya mahasiswa PPDS kami dokter Aulia Risma Lestari, berkaitan dengan dugaan meninggalnya almarhumah karena perundungan yang terjadi, berdasarkan hasil investigasi kami, itu tidak benar. Jadi bukan karena perundungan,” ucap Utami, Kamis, 15 Agustus 2024.