Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto bersumpah tidak mengambil untung dari surat yang ia buat untuk undangan haul ibundanya. Acara tersebut ia gelar dengan biaya dari kantong pribadi. Ia juga menepis ada unsur kampanye pilkada dalam acara tersebut.
"Viral kelihatannya sepertinya dikaitkan dengan kontestasi Pilkada. Sementara yang kami laksanakan kemarin murni 100% tidak ada kaitan dengan Pilkada. Memang istri saya maju sebagai calon Bupati Serang. Sudah lama prosesnya kan jauh sebelum jadi Menteri sekarang sudah masuk kampanye tinggal 1 bulan lagi," kata Yandri Susanto.
Yandri mengatakan acara haul ibundanya yang bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional tidak dimaksudkan untuk mencampuri Hari Santri dengan kegiatan politik.
"Saya pastikan saya tidak mungkin mencederai kekhidmatan acara hari santri nasional apalagi itu menyangkut mak saya, almarhumah ibu saya dengan persoalan politik. Tidak mungkin, saya tidak sanggup melakukan itu. Itu benar-benar murni karena kami tinggal di pondok sudah lama dan sebagian besar anak yatim piatu, alhamdulillah semua gratis sampai kuliah pun saya gratiskan, jadi itu murni tidak ada kaitan dengan politik," tutur Yandri.
Yandri mengucapkan terima kasih kepada para tokoh dan warganet yang menyentilnya dalam kasus ini, salah satunya adalah Mahfud MD. Ia berjanji akan lebih berhati-hati ke depan.
"Persoalan administrasi tentu kami terima kasih kepada semua pihak termasuk Pak Mahfud MD, kami terima kasih atas masukan dan sarannya untuk ke depan. Kami akan lebih hati-hati lagi," katanya.
Ketika ditanya mengenai alasannya mengunakan kop surat, Yandri mengatakan adanya kurang kontrol dalam pengurusan administratif pembuatan undangan. Ia bahkan bersumpah atas nama Tuhan kalau dia tidak menggunakan duit Kemendes dalam jalannya acara haul ibunda.
"Sebenarnya saya itu sudah lama ya, karena awalnya undangan Hari Santri Nasional yang bertepatan dengan hari kematian mak saya 20 Oktober 2022 hanya dibuat melalui pesan Whatsapp, tapi ada diskusi waktu itu di internal kesekjenan perlu ada surat itu saya karena sedang sibuk sedang banyak persiapan-persiapan pasca pelantikan," tutur Yandri.
"Saya memang mungkin kurang kontrol saja, tapi intinya dari acara itu tidak satu sen pun uang Kemendes yang saya gunakan. Demi Allah Demi Rasulullah tidak ada. Jadi itu murni ya pengurusan administratif saja," pungkasnya.