8 January 2024 21:11
Usai debat, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku kecewa dengan berbagai kesalahan data yang disampaikan capres lainnya. Menurut Prabowo, data pertahanan bersifat sakral dan rahasia.
Jubir Muda TKN Prabowo-Gibran, Astrio Feligen menjelaskan bahwa data-data terkait dengan industri pertahanan bersifat terikat dan sensitif sehingga tidak bisa menjadi konsumsi publik.
Maka dari itu, Astrio Feligen menyebut bahwa Prabowo tidak sudi membuka informasi intelejen demi memenangkan debat. Hal tersebut karena takut disalahgunakan oleh pihak eksternal.
"Sehingga kalau memang tujuannya adalah hanya untuk memenangkan debat, tujuannya untuk mendapatkan jabatan tertentu maka Pak Prabowo tidak bersedia, tidak sudi menelanjangi informasi intelejen, informasi strategis kepada publik," kata Jubir Muda TKN Prabowo-Gibran, Astrio Feligen.
Menanggapi pernyataan Astrio Feligen tersebut, Timses Ganjar-Mahfud, Islah Bahrawi setuju bahwa masalah teknis dalam pertahanan maupun dalam pembelian pesawat Mirage bersifat rahasia, namun ia tidak setuju jika pertanyaan soal harga pesawat tempur Mirage tidak dijawab oleh Prabowo di forum debat ketiga.
"Alasan-alasan argumentasi yang memperkuat pembelian itu (pesawat tempur Mirage) oke lah tidak perlu dibuka kepada publik karena ini persoalan teknik dan spesifikasi secara global. Tapi soal pembelian harus rinci karena ini ada pertanggungjawabannya," kata Timses Ganjar-Mahfud, Islah Bahrawi.
Menurut Islah, hal itu harus transparan karena dana yang dikeluarkan untuk membeli pesawat tempur Mirage menggunakan uang dari rakyat, maka dari itu rakyat juga harus tahu.
"Harga pesawat bekas Mirage seharusnya tinggal diomongkan saja, harganya segini. Itu bukan rahasia, itu adalah anggaran uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat." ucap Islah Bahrawi.