Pidie Jaya: Banjir bandang yang menerjang sekitar 155 desa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, menyebabkan sejumlah akses jalan lumpuh total. Akses menuju Pidie Jaya hanya bisa dilakukan melalui jalur dari Banda Aceh saja.
Jalur dari Lhokseumawe atau Medan tidak dapat dilalui karena sejumlah jembatan penghubung darat putus diterjang banjir. Kondisi ini yang menyebabkan pendistribusian bantuan darurat kepada warga jadi terhambat.
Warga pengungsi melaporkan bahwa mereka belum mendapatkan makanan. Satu-satunya cara untuk bertahan adalah mencari makanan ke wilayah yang belum terkena banjir. Pasar dan toko-toko yang menjual kebutuhan pokok di pusat kota Meureudu banyak yang tutup.
Meskipun air banjir sudah mulai surut, kondisinya menyisakan lumpur material banjir yang sangat tebal di mana-mana. Warga saat ini berupaya keras membersihkan material sisa banjir dari rumah dan jalanan.
Kerusakan di beberapa desa sangat parah, dengan rumah-rumah porak-poranda dihantam banjir bandang. Ketinggian air di beberapa lokasi dilaporkan mencapai 2 hingga 3 meter, menenggelamkan bahkan menghanyutkan rumah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya telah melayangkan surat pernyataan ketidaksanggupan dalam menangani bencana. Sebab skala kerusakan yang luas dan parah. Hal ini memicu desakan dari beberapa tokoh Aceh agar bencana tersebut ditetapkan sebagai bencana nasional.
Penetapan status bencana nasional diharapkan dapat mempercepat penanganan dan pengerahan sumber daya yang lebih besar untuk pemulihan. Saat ini, masyarakat sangat membutuhkan bantuan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan pakaian, karena harta benda mereka rata-rata tidak sempat diselamatkan.
(Aulia Rahmani Hanifa)