Bondowoso: Luwak dikenal sebagai satwa pemakan buah kopi selama ini. Terkadang dianggap sebagai hama kopi.
Jika ditangkar atau dipelihara, hewan yang dianggap hama ini justru bisa menjadi penghasil biji kopi terbaik dengan cita rasa tinggi. Temuan ini menjadikan Luwak buruan eksportir kopi.
Selama ini kita belum tahu bagaimana proses hewan malam ini sampai bisa menghasilkan kopi berkualitas. Untuk itu kita mencoba mengintip proses pembuatannya di sebuah penangkaran luwak di Lereng Pegunungan Ijen, Bondowoso, Jawa Timur.
Di sana, luwak dipelihara secara khusus untuk memproduksi kopi. Salah satunya di penangkaran luwak di Desa Sumberrejo, Kecamatan Sumber Waringin, Bondowoso.
Terdapat hampir 200 ekor luwak di sana. Memasuki musim panen, kopi yang dihasilkan bisa mencapai puluhan kilogram biji kopi per harinya.
Produksi kopi luwak sendiri diawali dari pemberian pakan berupa biji kopi pada malam hari. Pakan tersebut kemudian dikeluarkan menjadi kotoran yang masih berupa biji kopi pada keesokan paginya.
Namun, sudah melalui proses fermentasi di ruang pencernaan luwak, di mana luwak sendiri gemar memakan kulitnya yang merah. Setelah dibersihkan dan dikeringkan dengan panas matahari, 10-15 hari, biji kopi lalu disangrai sehingga menghasilkan biji kopi pilihan siap jual.