PDI Perjuangan (PDIP) tak jadi mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon yang diusung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 Rabu, 28 Agustus 2024. Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengakui bahwa mengusung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta menambah beban kerja PDIP.
“Lain hal kalau Anies yang diusung, mungkin akan menang lebih mudah. Lagi-lagi pertimbangan ideologi bagi Ibu Mega di atas segalanya,” kata Eriko dalam Program Breaking News, Metro TV, 28 Agustus 2024.
Menurut Eriko ada banyak jarak yang memisahkan Anies dengan PDIP. Salah satunya semenjak Pilkada 2016 dan 2017. “Anies sempat berseberangan melawan PDIP pada pilkada tersebut. Dan ternyata Anies tidak lulus mengenai kesamaan ideologi yang membuatnya kehilangan tiket Pilkada Jakarta 2024 dari PDIP,” ujar Eriko.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri disebut tidak menjadikan elektabilitas menjadi faktor utama dalam mengusung calon. “Kalau diingat PDIP pernah mengusung Jokowi di Pilkada Jakarta melawan Fauzi Bowo, walau elektabilitas beliau masih rendah, lalu Ahok di tengah panasnya peta politik Jakarta saat itu,” kata Eriko.
“PDIP terus keukeuh (keras keyakinan) mendukung calon yang dianggap dekat dengan wakilnya,” jelas Eriko.