BMKG Sebut Gempa Tuban Tak Lazim

23 March 2024 13:45

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut, gempa yang terjadi di timur laut Tuban atau di dekat Pulau Bawean disebabkan aktivitas patahan atau sesar tua aktif di Laut Jawa. Ia menyebut gempa ini tidak lazim karena berada di wilayah low seismicity, tapi berdampak merusak. 

"Gempa ini dipicu aktivitas sesar atau patahan aktif. Kita menyebut gempa ini kerak dangkal yang dipicu sesar aktif. Episenternya di zona sesar tua namanya Sesar Meratus," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.  

"Sebenarnya ini 'tidak lazim' ya," lanjutnya. 

Aktivitas gempa di utara Jawa, kata Daryono, menjadi peringatan bahwa sesar tua yang masih aktif harus tetap diwaspadai karena bisa menimbulkan gempa berkekuatan besar. 
 

Baca: Jembatan Suramadu Bergoyang Akibat Gempa Tuban

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada sebanyak 149 gempa susulan yang terjadi di Tuban, Jawa Timur, Hingga pukul 05.00 WIB, Sabtu, 23 Maret 2024. Gempa pertama terjadi pukul 11.22 WIB, Jumat, 22 Maret 2024.

Adapun, berdasarkan update dari BPBD Kabupaten Tuban, hampir di 20 kecamatan di Kabupaten Tuban merasakan adanya getaran gempa. Setidaknya, terdapat 19 unit rumah alami rusak berat, 61 unit rumah rusak sedang dan 50 unit rumah alami rusak ringan.

Sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan seperti dua fasliltas Pendidikan rusak ringan, satu fasilitas Pendidikan rusak sedang, dua masjid rusak berat, satu musola rusak sedang, satu masjid rusak ringan, satu kantor desa dan satu Gedung perkantoran rusak ringan, serta RSUD Umas Mas’ud Sangkapura alami kerusakan ringan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Sofia Zakiah)