Tiongkok Bangun Jaringan Infrastruktur Konservasi Air Terbesar di Dunia

Tiongkok tengah gencar membangun jaringan infrastruktur konservasi air terbesar dan terlengkap di dunia, sebuah proyek ambisius yang dicanangkan melalui Rencana Lima Tahun ke-14. Program besar ini telah berjalan sejak tahun 2021 dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025. Proyek ini merepresentasikan investasi kolosal untuk mengatasi tantangan sumber daya air nasional.

Kementerian Sumber Daya Air Tiongkok melaporkan adanya kemajuan signifikan dalam upaya konservasi. Sejak meluncurkan program "Mother River Regenation" pada tahun 2022, Tiongkok telah berhasil memulihkan sebanyak 88 sungai. Dari jumlah tersebut, 79 sungai dilaporkan sudah berhasil terhubung kembali ke jaringan sungai nasional.

Di cekungan Sungai Haihe, upaya pemulihan telah menunjukkan hasil yang dramatis 30 sungai yang sebelumnya mengering kini dilaporkan kembali mengalir. Sementara lebih dari 100 mata air di wilayah tersebut telah berhasil dipulihkan. Sejak tahun 2021, Tiongkok telah menginvestasikan lebih dari 1 triliun yuan setiap tahunnya untuk membiayai proyek-proyek sumber air dan irigasi di seluruh negeri, menegaskan komitmen fiskal yang besar terhadap sektor ini.
 

Investasi masif ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas pasokan air nasional hingga mencapai 900 miliar meter kubik. Kapasitas air adalah volume air yang tersedia untuk pasokan. Salah satu komponen krusial dalam jaringan ini adalah proyek South to North Water Diversion. Proyek ini telah menyalurkan lebih dari 83 miliar meter kubik air ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.

Secara keseluruhan, Proyek South to North Water Diversion ini telah memberikan manfaat bagi hampir 200 juta orang. Dengan jaringan air yang diharapkan mencapai hingga 80 persen dari seluruh wilayah pada akhir tahun 2025, Tiongkok diproyeksikan akan menjadi negara dengan infrastruktur air terlengkap dan paling komprehensif di dunia.

(Muhammad Fauzan)