Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim bikin geger. Dalam forum United Nations Transforming Education Summit di Markas Besar PBB pekan silam, Nadiem mengaku memiliki organisasi bayangan atau organisasi di luar Kemendikbudristek yang berjumlah 400 orang.
Dalam forum itu Nadiem menjelaskan bahwa tim tersebut memiliki 400 manajer produk, insinyur perangkat lunak, dan ilmuwan data yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian. Setiap product manager dan ketua tim, posisinya hampir setara dengan direktur jenderal. Tim bayangan ini, kata Nadiem, bekerja sesuai dengan arahan dari Kemendikbudristek. Tim ini akan bekerja untuk memvalidasi produk kebijakan Kemendikbudristek.
Mantan CEO Gojek ini mengatakan 400 orang dari GovTech Edu itu dibayar dengan anggaran Kemendikbudristek. GovTech Edu sendiri, kata dia, merupakan mitra kerja yang bisa mendiskusikan banyak hal dengan pejabat-pejabat di Kemendikbudristek. Tim dari GovTech Edu pun bisa berkoordinasi dengan baik saat bekerja bersama direktorat-direktorat jenderal di Kemendikbudristek.
Nadiem dikenal sebagai seorang yang visioner. Jejaknya dalam membangun Gojek pada 2010 membuktikan visinya bukan kaleng-kaleng. Gojek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi ojek.
GoJek telah tumbuh menjadi on-demand mobile platform dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan mulai dari transportasi, logistik, pembayaran, layanan pesan antar makanan, dan berbagai layanan on demand lainnya. Kini, Gojek menjadi mitra sebanyak 3,7 juta orang. Artinya, perusahaan teknologi asal Indonesia itu mampu menyerap banyak anak bangsa yang mau bekerja.
Sebagai orang nomor satu di kementerian yang mendukung visi dan misi presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, seharusnya Nadiem menjelaskan terlebih dahulu kepada publik, termasuk Komisi X DPR RI yang menjadi mitranya, sebelum berbicara di depan forum internasional seperti PBB. Pasalnya, sejumlah anggota Komisi X DPR pun terheran-heran akan tim bayangan tersebut. Terlebih tim tersebut dibiayai oleh Kemendikbudristek.
Bila melihat Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kemendikbudristek menggabungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi, kementerian yang dipimpin oleh Nadiem adalah organisasi yang tambun.
Dalam perpres itu Kemendikbudristek memiliki 5 direktorat jenderal, 5 staf ahli, dan 5 staf khusus. Tiap-tiap ditjen memiliki direktorat yang cukup lengkap. Keinginan Nadiem sejak awal menjabat, yakni mengubah mindset kementeriannya agar bervisi teknologi masa depan, hendaknya diwujudkan secara konkret dengan mengoptimalkan sumber daya manusia di kementeriannya. Jika belum mumpuni, SDM-nya diberikan pelatihan atau rekrut secara organik yang baru sehingga bisa menjadi organisasi baru yang solid bervisi teknologi dan berkelanjutan.
Sebagai salah seorang menteri andalan pemerintahan Joko Widodo hendaknya Nadiem menegakkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance), yaitu akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Selain itu, Nadiem juga perlu mengembangkan komunikasi publik dengan baik. Banyak harapan bangsa ini kepada sosok seorang Nadiem Makarim. Anak bangsa yang masih langka dimiliki di negeri ini.