Sebanyak 20 warga Tana Toraja meninggal dunia akibat longsor yang terjadi di dua wilayah, Sabtu malam, 13 April 2024. Operasi pencarian dan pertolongan bagi korban tanah longsor di Tana Toraja sudah dihentikan.
Namun untuk penanganan bencana belum usai. Sebab, banyak hal yang harus dilakukan pemerintah untuk menjamin keselamatan warganya.
Bupati Tana Toraja Theofillus Allorerung mengungkap seluruh jenazah korban meninggal dunia telah diserahkan ke pihak keluarga. Sebagian korban telah dimakamkan.
Menurut Bung Theo, keberhasilan tim gabungan dalam mencari seluruh korban longsor yang tertimbun ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak. Mulai dari TNI, Polri, Tim
Rescue, hingga masyarakat sekitar.
"Mereka berupaya sepanjang cuaca memungkinkan, menggunakan alat seadanya, sampai malam mereka berupaya untuk mencari," kata Bung Theo dalam tayangan Metro Siang, Metro TV, Selasa, 16 April 2024.
Longsor yang terjadi di Tana Toraja terjadi di dua tempat. Dua tempat tersebut sama-sama sedang mengadakan acara pada saat kejadian. Sehingga, korban yang tertimbun longsor cukup banyak.
"Wilayah kami hampir 80% perbukitan, hanya 20% tanah rata, memang ini membutuhkan kerja keras untuk melakukan upaya-upaya mitigasi dalam mengurangi risiko dampak-dampak bencana yang ada," ujar Bung Theo.