Hasil Autopsi Ungkap Juliana Tewas Akibat Luka Parah

29 June 2025 13:26

Hasil autopsi mengungkap pendaki asal Brasil Juliana Marins yang terjatuh di Gunung Rinjani meninggal dunia karena luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuhnya. Juliana diketahui hanya mampu bertahan 20 menit setelah terjatuh ke jurang Rinjani.
 
Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins yang meninggal dunia setelah terjatuh di Gunung Rinjani telah selesai diutopsi. Hasil autopsi mengungkap korban mengalami luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuhnya.
 
Tim dokter forensik Profesor Ngurah Denpasar mengatakan dengan kondisi tersebut membuat Juliana diyakini tidak bisa bertahan lebih dari 20 menit setelah terjatuh.
 
Baca: Jenazah Juliana Marins akan Diterbangkan ke Brasil Hari Ini
 
"Kita dapat menyimpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pendarahan. Selanjutnya yang perlu kita jelaskan di sini adalah kami tidak menemukan adanya bukti-bukti bahwa kematian itu terjadi dalam jangka waktu yang lama. Kami perkirakan paling lama 20 menit," tutur dokter forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah Ida Bagus Putu Alit.
 
"Paling lama meninggal langsung 20 menit dari luka sampai meninggal langsung jatuh," jelasnya.

Pantauan Drone Thermal Basarnas

Basarnas menyatakan hasil autopsi Juliana Marins sesuai dengan pantauan drone thermal Basarnas yang tidak menangkap panas tubuh korban saat pencarian di kedalaman. Basarnas tidak bisa mengevakuasi korban hidup-hidup dalam waktu kurang dari 20 menit.
 
"Drone thermal kami di Sabtu sore sudah tidak menangkap panas tubuh korban saat searching di kedalaman, itu terjawab lewat hasil autopsi," tutur Kepala Biro Humas dan Umum Basarnas Hendra Sudirman.

Kronologi Kecelakaan

Pada Jumat, 27 Juni 2025, sore melalui jalur laut jenazah Juliana Marins dibawa ke Rumah Sakit Bali Mandara di Provinsi Bali dari Kota Mataram NTB untuk diautopsi.
 
Juliana Marins terjatuh ke jurang Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni lalu dan jenazahnya baru bisa dievakuasi tim SAR gabungan. Empat hari kemudian karena kendala cuaca buruk dan medan yang sulit.
 
"Dengan dipandu ini memang akhirnya memerlukan waktu yang cukup lama. Pada pukul 15.50 WITA kira-kira korban sudah menyampai di pos Pelawangan, Sembalun. Dan perjalanan dari pos Pelawangan Sembalun menuju pos yang ada di kita ini memakan waktu kira-kira enam jam," tutur Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)