Jokowi Geram Disebut Kirim Utusan Minta Tak Dipecat PDIP

16 March 2025 20:26

Mantan Presiden Joko Widodo membantah tuduhan Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus yang menyebut ada utusan yang meminta agar PDIP tidak memecat Jokowi. Ia menyebut tidak memiliki kepentingan mengirim utusan datang ke PDIP. 

Mantan Presiden RI Joko Widodo geram disebut mengirim utusan dan meminta PDIP untuk tidak memecat dirinya seperti yang disebutkan oleh Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus. Jokowi menyebut, tak memiliki kepentingan mengirim utusan datang ke PDIP. 

Ia pun menantang PDIP untuk menyebutkan siapa utusan yang dimaksud agar jelas dan tak asal tuding. 

"Ya harusnya disebutkan siapa. Itu lho biar jelas. Siapa, kepentingannya apa saya mengutus untuk itu. Coba logikanya," ujarnya di Solo, Jumat, 14 Maret 2025.

"Saya tu dah diam lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam. Dimaki-maki saya diam, saya ngalah terus lho. Tapi ada batasnya," tegasnya.
 

Baca:
Tahun Ini Jokowi Tak Gelar Open House saat Lebaran

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Deddy Yevri Sitorus menyebut sempat ada utusan yang menemui partai sehari sebelum PDIP memutuskan untuk memecat Jokowi sebagai kader. Menurutnya, utusan tersebut meminta agar PDIP tidak memecat Jokowi, sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto harus mundur.

"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan yang menemui kami, memberitahu bahwa Sekjen (Hasto) harus mundur," kata Deddy dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025. 

"Lalu jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar sembilan orang dari PDIP yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK," sambungnya.

Deddy mengatakan utusan tersebut merupakan sosok yang memiliki kewenangan yang kuat. Namun, ia enggan menyebut siapa sosok tersebut.

Ia pun menilai pengiriman utusan tersebut sebagai pertanda kasus Hasto dalam dugaan korupsi Harun Masiku merupakan sebuah kriminalisasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Sofia Zakiah)