Menjelajah dan menikmati Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur rupanya tidak hanya bisa dilakukan lewat daratan. Namun juga bisa dilakukan lewat lautan. Hal ini dilakukan oleh tim penjelajah dari Wanadri yang menyusuri Pulau Flores sepanjang seribu kilometer menggunakan kayak dalam Ekspedisi Kayak Laut Flores.
Perlahan namun pasti, enam orang dari tim Ekspedisi Kayak Laut Flores ini sampai di Pos TNI Angkatan Laut (AL) Pantai Marapokot by Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Dengan dua buah bilah pipih dayung di tangan pada sisi kiri dan kanan kayak atau perahu berujung lancip, enam penjelajah ini sudah menempuh 35 kilometer sebelum tiba di tepi pantai.
Mereka biasanya mulai mendayung sejak pukul 07.00 WIT hingga 17.00 WIT menyusuri pesisir pulau sebelum sampai ke pemberhentian berikutnya. Mereka harus mempersiapkan bekal berupa makanan ringan, air minum, dayung, serta kayak sebaik mungkin sebelum memulai perjalanan kembali.
Penjelajahan Pulau Flores menggunakan kayak ini dimulai dari ujung barat Flores di Labuan Bajo, sejak 7 Agustus 2023. Mereka mulai menyusuri pesisir pantai bagian utara hingga ke ujung timur Pulau Flores di Tanjung Bunga Larantuka, lalu memutar ke Pantai Selatan untuk kembali lagi ke Labuan Bajo sebagai titik awal keberangkatan.
Mereka akan menempuh jarak sepanjang 1.045 kilometer dengan target kurang lebih 56 hari. Bagi para pendayung menikmati alam menjelajah Pulau Flores dengan kayak adalah pertama kali di Indonesia yang dilakukan sendiri oleh anak bangsa.
Selain untuk menikmati alam, kayak king ini juga sebagai pengumpulan data kondisi lingkungan dan masyarakat wilayah pesisir, serta pengembangan potensi wisata berbasis masyarakat di Pulau Flores.
"Jadi di pesisir itu, kita menyaksikan banyak sekali hal dari secara alam itu kita bisa melihat misalkan coral bleaching, coral-coral yang mati, kondisi kebersihan laut dan secara sosiologis kita menginap di desa-desa nelayan dan segala macam," kata Publikator Ekspedisi Kayak Laut Flores, Priyo Utomo.
Tim Ekspedisi Kayak Laut Flores dipimpin Yoppy Rickon Saragih dan salah satu personilnya seorang perempuan yaitu Ayu Laksmi atau Moli. Menurut Moli keikutsertaannya menjelajahi pulau Flores sebagai pesan kepada perempuan Indonesia bahwa perempuan juga bisa dan memiliki kesempatan yang sama dalam berpetualangan.
Pada ekspedisi kali ini, para pendayung harus menghadapi tantangan berupa angin timur di sisi utara dan kerasnya ombak di Pantai Selatan. Mereka berharap ekspedisi ini bukan yang terakhir, namun bisa membuka jalan buat anak muda lain di Indonesia melakukan hal serupa.
