23 September 2025 18:32
Jakarta: Gempa bumi biasanya dipahami sebagai satu guncangan besar yang terjadi tiba-tiba, lalu menimbulkan dampak kerusakan. Namun, ada fenomena lain yang berbeda, yaitu gempa swarm. Berbeda dari gempa tektonik tunggal yang sering kita dengar, gempa swarm ditandai oleh serangkaian gempa kecil yang berlangsung dalam periode tertentu di wilayah yang sama.
Gempa swarm bukan hanya sekali terjadi. Fenomena ini bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, bahkan berbulan-bulan. Getaran yang muncul umumnya memiliki magnitudo kecil hingga menengah, dan tidak selalu disertai gempa utama ( mainshock ) yang lebih besar. Inilah yang membedakan gempa swarm dari rangkaian gempa susulan yang biasanya mengikuti gempa besar.
Penyebab gempa swarm bisa beragam. Salah satunya terkait aktivitas tektonik, yaitu pergeseran kecil antar lempeng bumi yang menimbulkan guncangan berulang. Selain itu, gempa swarm juga sering dikaitkan dengan aktivitas vulkanik. Pergerakan magma di bawah permukaan dapat menimbulkan tekanan yang menyebabkan serangkaian gempa kecil. Fenomena ini sering terdeteksi di sekitar gunung api aktif, sehingga menjadi salah satu indikator penting dalam pemantauan kegunungapian.
Dari sisi dampak, gempa swarm biasanya tidak merusak seperti gempa besar. Magnitudo yang relatif kecil membuat kerusakan fisik jarang terjadi. Namun, frekuensi guncangan yang berulang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan kecemasan di masyarakat. Tidak jarang, warga merasa resah karena gempa swarm seakan “tidak berhenti” dan sulit diprediksi kapan akan berakhir.