Bedah Editorial MI: Sentralitas ASEAN Jangan Pepesan Kosong

2 September 2023 08:30

Jika tak ada aral melintang, negara-negara anggota ASEAN akan kembali berkumpul di Jakarta pada 5-7 September 2023 dalam gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43. 

KTT kali ini terasa lebih istimewa karena selain akan diikuti oleh sebelas negara anggota ASEAN, KTT nanti akan diikuti oleh sembilan negara mitra wicara yakni Korea Selatan, Jepang, India, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat. 

Hadir pula Bangladesh yang saat ini menjadi Ketua The Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Kepulauan Cook yang kini mendapat giliran menjadi Ketua PIF, Pacific Islands Forum.

Semakin istimewa karena KTT kali ini juga menghadirkan sembilan organisasi internasional, di antaranya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Bank, International Monetary Fund (IMF), dan World Economic Forum.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, KTT kali ini berbeda dengan KTT sebelumnya yang digelar di di Labuan Bajo, Tenggara Timur (NTT), pada 10-11 Mei 2023. Saat itu KTT membahas isu-isu internal ASEAN dan isu-isu penting di dalam dan luar kawasan. Sementara pada KTT ke-43 ASEAN kali ini, persekutuan negara-negara Asia Tenggara itu bakal membahas perkembangan dan penguatan kerja sama ASEAN dengan mitra eksternal.

Di usianya yang kini menginjak 56 tahun, ASEAN perlu diapresiasi karena berhasil membuat hidup bertetangga di kawasan Asia Tenggara yang nyaris tanpa sengketa politik dan keamanan. Pasang-surut hubungan antarnegara lebih karena riak kecil dan dapat diselesaikan lewat jalur diplomatik.

Hal itu pula yang menjadi daya tarik bagi Timor Leste untuk kemudian bergabung ASEAN pada 2022 lewat KTT di Phnom Penh, Kamboja. Namun adem ayemnya hubungan bertetangga itu tak lantas membuat tugas ASEAN cukup sampai di situ. Sebagai sebuah kekuatan di Asia Tenggara, sebelas negara Anggota ASEAN mestinya punya posisi tawar signifikan dengan mitra eksternalnya.

Setelah berhasil menciptakan kestabilan politik dan keamanan di kawasan, sebagai sebuah organisasi, ASEAN harusnya juga memberi manfaat sosial ekonomi bagi rakyatnya.

ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan diambil menjadi tema dari Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023. Tepat sekali tema itu diambil karena ekonomi kawasan harus sama-sama bangkit usai dihantam tekanan selama pandemi covid-19.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara pada 2023 masih tertekan, di kisaran 4,7% karena melemahnya permintaan global.

Analis Credit Suisse juga memperkirakan pertumbuhan enam negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam akan melambat jadi 4,4% pada tahun 2023, dari proyeksi 5,6% pada 2022.

Meski masih tertekan, data dua lembaga itu menempatkan pertumbuhan ekonomi regional masih jauh di atas rata-rata global. Dana Moneter Internasional (MF) memperkirakan pertumbuhan global sebesar 3,2% pada  2022 dan 2,7% pada tahun 2023. 

Di sini ASEAN harus mengambil kesempatan untuk bersolek agar menjadi tujuan menarik bagi investor global. Harapan sudah di depan mata dengan hadirnya Tiongkok dan Amerika Serikat yang tengah berseteru dagang dalam KTT kali ini.

Di tengah upaya meningkatkan ekonomi ke jalur pemulihan, negara-negara anggota ASEAN tentunya tak boleh lupa atas krisis politik yang tak berkesudahan di Myanmar. Kekompakan ASEAN diuji karena krisis politik dan kemanusiaan terus berlangsung di sana.

Benar adanya prinsip utama ASEAN ialah tak mengintervensi masalah dalam negeri negara lain. Namun prinsip itu sedianya tak meniadakan prinsip utama lainnya yaitu penghormatan pada hak asasi manusia dan soliditas. 

Indo-Pasifik adalah kawasan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang mencakup 65 persen dari populasi global. Pada 2030, kawasan tersebut diperkirakan akan menjadi rumah bagi dua pertiga kelas menengah di dunia.

ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) atau Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik yang diprakarsai Indonesia merupakan penegasan posisi perhimpunan Asia Tenggara dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik di tengah rivalitas kubu RRT dan Amerika Serikat beserta sekutunya. 

Sentralitas ASEAN jangan hanya wacana, melainkan harus membumi dalam bekerja secara nyata dalam merespons berbagai tantangan baru di kawasan dan dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Sofia Zakiah)