Jakarta: Negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk tidak memilih retaliasasi (tindakan balasan) untuk merespons kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Mereka menempuh jalur negosiasi.
Kesepakatan ini dibahas dalam rapat virtual para Menteri Perdagangan ASEAN yang digelar hari ini, Kamis, 10 April 2025. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Malaysia selaku ketua ASEAN 2025 dan membahas strategi bersama jelang masa negosiasi 90 hari ke depan.
Kebijakan tarif Presiden AS
Donald Trump memberikan beban besar bagi negara-negara ASEAN. Indonesia dikenai tarif sebesar 32 persen, lebih tinggi dari Malaysia (24 persen) dan Filipina (17 persen). Sementara negara dengan beban tarif tertinggi adalah Kamboja (49 persen), disusul Vietnam (46 persen), Myanmar (44 persen), dan Thailand (36 persen).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian)
Airlangga Hartarto menegaskan bahwa seluruh negara ASEAN tidak akan membalas kebijakan ini dengan tindakan serupa. Sebaliknya, ASEAN akan mendorong dialog melalui US-ASEAN
Trade and Investment Facilitation Agreement (TIFA) untuk mencari solusi bersama.
Terkini, Presiden AS Donald Trump akhirnya melunak kepada Indonesia. Kini, barang-barang Indonesia yang masuk ke AS hanya dikenakan sebesar 10 persen.
Setelah berhari-hari bersikeras ia akan berpegang teguh pada strategi perdagangan agresifnya. Trump mengumumkan semua negara yang tidak membalas tarif AS akan menerima penangguhan hukuman, dan hanya menghadapi tarif AS menyeluruh sebesar 10 persen.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)