Bedah Editorial MI: Kikis Habis Paham Terorisme

16 August 2023 09:20

Penggerebakan rumah terduga teroris di bilangan Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/8/2023) kemarin, membuat mata publik kembali terbelalak. Negeri ini seolah belum sepenuhnya aman untuk didiami. Tinggal menunggu waktu saja terduga teroris itu melancarkan aksinya. Aksi yang menebar ketakutan, merobek kedamaian. 

Ironis, betul-betul ironis, karena terduga teroris itu ternyata berlatar belakang pegawai badan usaha milik negara (BUMN), karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Seorang pegawai BUMN seharusnya memiliki akhlak yang merupakan akronim dari amanah, kompeten, harmonis, dan loyal kepada bangsa dan negara karena bekerja di perusahaan pelat merah. 

Namun, terduga teroris berinisial DE itu malah memilih loyal dan sudah berbaiat ke Islamic State (IS), bukan lagi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). DE bahkan diduga memiliki tujuan jahat ingin melakukan aksi kekerasan berupa bom bunuh diri atau amaliyah. Salah satu opsi utamanya ialah Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Ia ingin membebaskan para napi terorisme yang berada di Mako Brimob. Tak hanya itu, DE ingin merebut gudang senjata di Mako Brimob untuk selanjutnya digunakan menyerang polisi. 

Namun, aksi itu belum ditunaikan karena Detasemen Khusus 88 Antiteror telah lebih dahulu menggagalkannya. Sejumlah barang bukti ikut diamankan, yaitu sejumlah identitas diri, ribuan butir amunisi, dan belasan senjata api baik pabrikan maupun rakitan. Dari penelusuran sementara, Densus 88 menemukan fakta bahwa DE aktif menyebarkan propaganda seruan untuk jihad melalui media sosial. 

“Tiga minggu ke belakang puncaknya yang bersangkutan terlihat ghiroh-nya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliyah atau aksi terorisme sehingga pesan-pesan itu disebarkan secara privat menggunakan timer,” kata juru bicara Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar dalam jumpa pers di Mabes Polri.

Fakta lainnya ialah DE telah berbaiat kepada amir Islamic State pada 2014. Artinya, pegawai KAI itu sudah sembilan tahun memilih loyal kepada organisasi teroris meski mengais rezeki di bumi Nusantara. Dan, di saat bersamaan, DE memendam tekad untuk melancarkan aksi terorisme, menebarkan ketakutan di Indonesia. 

Hal ini tentu mengundang pertanyaan publik, bagaimana Kementerian BUMN khususnya PT KAI gagal mendeteksi ada pegawainya yang tidak lagi berjiwa Merah Putih? Padahal, katanya PT KAI berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan. Itu katanya, tapi faktanya sembilan tahun DE tidak terdeteksi sudah berbaiat ke amir Islamic State.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)