Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan jalur darat Medan-Aceh Tamiang sudah dapat diakses. Jalur tersebut sebelumnya sempat tidak dapat dilalui selama bencana banjir yang melanda Aceh-Sumatra Utara pada akhir November 2025.
"Update terkait Aceh Tamiang pada 2 Desember 2025 lalu jalur darat yang sebelumnya terputus sudah tersambung. Kemudian seluruh truk bantuan dari Medan menuju Aceh Tamiang sejak kemarin dan khususnya hari ini sudah bisa berjalan melalui Medan ke Aceh Tamiang. Perjalanan sekitar mungkin tiga jam," kata dia dalam konferensi pers hari ini, Rabu, 3 Desember 2025.
"Kemudian kami terakhir pukul 13.00 WIB menghubungi langsung Bupati Aceh Tamiang Armia Pahmi. Beliau sedang menurunkan bantuan yang truk-truk datang dari Medan di Aceh Tamiang dan jadi intinya alhamdulillah jalur darat sudah tersambung," sambungnya.
Ia memaparkan, jalur darat sebelumnya sempat terputus dan menyebabkan bantuan hanya bisa disalurkan melalui jalur laut dan udara.
"Sebelumnya jalur darat terputus dan logistik tetap disalurkan melalui udara dan laut. Memang di sana ada 12 kecamatan sekitar 216 desa (yang terdampak banjir). Tentunya (pada saat itu) belum semua (mendapat bantuan) dan alhamdulillah hari ini dan kemarin sudah dapat bantuan lewat jalur darat," katanya.
Ia berterima kasih kepada seluruh kementerian/ lembaga dan pihak swasta lain yang terus menyalurkan bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor di Sumatra.
"Kita harapkan bersama penyaluran dapat dimaksimalkan dan terima kasih kepada seluruh elemen kementerian, pemerintah, pemrintah provinsi, organisasi kemanusiaan lainnya, dan bahkan pribadi, swasta, dan lain sebagainya yang bahu-membahu menyalurkan bantuan," ujarnya.
Pemerintah Dalami Kerusakan Lingkungan di Sumatra
Soal Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), Teddy berujar akan menggelar evaluasi dan investigasi dari kerusakan lingkungan yang terjadi di Sumatra.
"Mengenai PKH, seiring dengan evakuasi dan penanganan korban yang menjadi fokus utama pemerintah. Jadi penyebab bencana ini menjadi perhatian juga. Dan selain faktor cuaca yang ekstrem tentunya ada faktor kerusakan lingkungan yang memperparah bencana," kata dia.
"Ini terus ditelusuri secara serius dan seiring dengan evakuasi dan penangan sebagai fokus utama pemerintah melakukan evaluasi dan investigasi secara menyeluruh terkait bencana ini," ucapnya.