Polda Riau Terjunkan 60 Konselor untuk Pulihkan Psikologis Korban Bencana di Agam

5 December 2025 14:22

Upaya pemulihan psikologis atau trauma healing bagi warga yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, terus dilakukan. Tim konselor dari Kepolisian Daerah (Polda) Riau telah diterjunkan ke lokasi untuk memberikan layanan ini.

Polda Riau mengerahkan 60 personel konselor yang dibagi ke dalam lima tim. Mereka disebar secara merata di wilayah Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, untuk menjangkau warga dari titik paling awal hingga titik paling akhir terdampak bencana.

Kegiatan trauma healing ini telah berjalan sejak 28 November 2025 dan direncanakan berlangsung hingga 12 Desember 2025. 

Tingkat Stres dan Kecemasan Warga Masih Tinggi

Anggota tim trauma healing Polda Riau, Ipda Olivia Margaretha, menyampaikan bahwa mayoritas kondisi psikologis para pengungsi di Kabupaten Agam belum stabil secara emosional.

"Masih banyak warga yang mengalami rasa cemas, khawatir, dan takut ada banjir susulan," jelas Ipda Olivia. 

Trauma healing menjadi krusial karena banyak warga yang kehilangan rumah dan anggota keluarga, menyebabkan mereka mengalami syok, ketidakpercayaan, ketakutan, dan ancaman psikologis lainnya. Target utama program ini adalah untuk menurunkan stres dan trauma, serta memulihkan kondisi sosial dan emosional para korban. 
 
Baca juga: 4 Strategi Penanganan Kesehatan Korban Banjir di Sumatra

Lebih dari 700 Warga Telah Mendapat Pelayanan Trauma Healing

Hingga tujuh hari pelaksanaan, tim trauma healing Polda Riau telah melayani 726 warga. Pelayanan ini dibagi berdasarkan kelompok usia, karena intervensi atau treatment yang diberikan harus disesuaikan. Dengan rincian anak-anak sebanyak 287 orang, dewasa awal 260 orang, remaja 89 orang, lansia 90 orang.

Untuk anak-anak, tim menerapkan play therapy melalui permainan edukatif, lomba mewarnai, bernyanyi, dan berdoa. Sementara untuk remaja dan dewasa, kegiatan dimulai dengan konseling kelompok atau 'ngobrol dari hati ke hati' untuk melakukan asesmen awal gejala trauma. 

Ditemukan bahwa banyak korban masih terbayang-bayang suara banjir susulan ketika mendengar suara mobil berat yang lewat. Bagi korban yang mengalami trauma tingkat berat, tim memberikan konseling individual agar lebih mendalam. Selain itu, tim juga mengajarkan teknik psikologis seperti relaksasi pernapasan sebagai teknik pengelolaan stres.

Mengantisipasi kondisi mental korban menurun setelah tim kembali ke Riau, Polda Riau telah melakukan Training of Trainer (ToT) kepada petugas atau penanggung jawab di Posko Kabupaten Agam. Hal ini memastikan bahwa upaya trauma healing akan tetap berkelanjutan dan tidak berhenti setelah 12 Desember 2025.

"Jadi petugas-petugas atau penanggung jawab yang ada di posko Kabupaten Agam ini kami ajarkan bagaimana teknik pengelolaan stres seperti relaksasi pernapasan, agar ketika tim trauma healing Polda dari Riau sudah kembali ke Riau tetap ada yang melanjutkan kegiatan trauma healing ini dengan memberikan teknik relaksasi yang sudah kami ajarkan," jelas Ipda Olivia.

Tim juga menyusun kurikulum pembelajaran di masing-masing posko, mengingat sekolah-sekolah masih belum dibuka di tengah musim ujian ini, agar anak-anak tetap bisa belajar. 

"Jadi kami sudah menyusun semacam kurikulum pembelajaran di masing-masing posko supaya anak-anak itu bisa tetap belajar," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggie Meidyana)