4 December 2025 22:10
Sebanyak 600 lebih pengungsi korban banjir bandang di Kabupaten Bireuen, Aceh, kini mulai terserang berbagai penyakit. Terpusat di Masjid Babussalam, Desa Pulo Nga, para pengungsi dari tiga desa ini juga mengalami krisis pangan karena belum adanya bantuan pemerintah yang masuk hingga hari kesembilan.
Masjid Babussalam saat ini menjadi pusat pengungsian bagi warga dari tiga desa terdampak parah, yaitu Desa Pulo Nga, Babah Suak, dan Cot Mee. Lebih dari 600 orang dari berbagai usia bertahan di lokasi ini sejak bencana melanda wilayah mereka.
Para pengungsi dilaporkan sudah kekurangan stok makanan. Sejak awal, mereka bertahan hidup secara swadaya dan mengandalkan bantuan dari desa. Hingga saat ini, bantuan dari pemerintah belum masuk ke kawasan mereka. Hal ini disebabkan akses yang sulit akibat putusnya Jembatan Krueng Tingkeum, Kuta Blang.
Ancaman Kesehatan dan Sanitasi Buruk
Kepadatan di posko pengungsian membuat kondisi para pengungsi semakin rentan terhadap gangguan kesehatan. Sejumlah warga mulai mengalami demam, gatal-gatal, diare, batuk, hingga gejala tifus. Penyakit ini muncul diduga akibat terbatasnya fasilitas sanitasi dan lingkungan yang belum sepenuhnya bersih.
Hingga kini, kebutuhan dasar di posko pengungsian masih sangat terbatas. Para pengungsi sangat membutuhkan bantuan berupa selimut, perlengkapan pembersih, susu untuk anak-anak, tenaga kesehatan dan obat-obatan.
Di tengah serba kekurangan, warga tetap berusaha memperbaiki kondisi rumah mereka. Setiap siang, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa lumpur dan puing. Namun, saat sore dan malam tiba, mereka harus kembali ke posko karena rumah belum aman untuk ditinggali.