Warga Panama menolak ancaman Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang berencana mengambil alih kendali Terusan Panama. Mereka menegaskan masa depan jalur air strategis tersebut sepenuhnya berada di tangan rakyat Panama.
Diketahui pernyataan ini muncul sebagai respons atas retorika Trump sejak kemenangan pemilihan presiden AS pada November lalu. Trump berulang kali menyampaikan gagasan untuk menguasai kembali Terusan Panama, salah satu rute pelayaran utama dunia.
Pada sebuah konferensi di awal Januari, Trump bahkan menyebut tidak akan mengesampingkan
tindakan militer atau ekonomi untuk mengamankan kendali AS atas terusan tersebut. Ia menekankan hal itu penting bagi keamanan nasional AS. Pernyataan tersebut memicu kegelisahan dan protes di Panama.
Bagi warga Panama, Terusan Panama bukan hanya simbol kebanggaan nasional, tetapi juga pilar utama
perekonomian negara. Hal ini semakin relevan ketika Panama baru saja merayakan 25 tahun kedaulatan atas terusan tersebut, yang sebelumnya berada di bawah kendali AS selama hampir satu abad.
AS mulai mengoperasikan Terusan Panama pada 1914, dan menguasai jalur tersebut hingga 1999. Penyerahan terusan kepada Panama merupakan hasil Perjanjian Torrijos-Carter yang ditandatangani pada September 1977 di
Washington. Perjanjian ini mengakhiri 85 tahun kendali AS atas zona terusan tersebut.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)