Pramono Ingin Bangun Giant Mangrove Wall di Utara Jakarta

18 November 2024 09:26

Dalam debat terakhir pada Minggu malam, 18 November 2024 tiga calon gubernur Jakarta mendukung proyek pembangunan giant sea wall atau proyek pembangunan tanggul raksasa di kawasan utara Jakarta untuk menanggulangi banjir laut. Calon gubernur nomor urut 3 Pramono Anung mengusulkan untuk melanjutkan program pemerintah dengan pembangunan giant magrove wall yang melibatkan masyarakat.

"Pengalaman saya pribadi ketika G20 di Bali bukan lagi sekedar giant seawall kalau saya akan mengusulkan giant mangrove wall karena selain ekosistem lebih bagus, ekologinya juga jauh lebih bagus, sehingga komitmen itu akan kami teruskan. Tetapi ditambahkan dengan menanam pohon mangrove yang menjadi kekuatan kita bersama. Hal yang menjadi penting adalah juga melibatkan masyarakat yang ada di sekitar ketika giant mangrove wall atau giant sea wall ini dibangun," ucap Pramono.

Pramono mengatakan pembangunan magrove wall terinspirasi dari kunjungannya ke Belanda saat mendamping Jokowi. Ia menegaskan pembangunan giant sea wall nantinya akan diiringi penanaman mangrove tersebut.
 

Baca: Pramono-Rano Tampil Pede Didukung Anak Abah dan Ahokers

"Saya pada saat yang lalu bersama dengan Presiden Jokowi saya berkunjung ke Belanda mendampingi Presiden Jokowi, tujuannya adalah berkaitan dengan giant sea wall saya berharap apa yang menjadi hal yang dicita-citakan oleh pemerintah sebelumnya bisa diselesaikan di pemerintah yang akan dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Karena bagaimanapun giant sea wall sudah menjadi komitmen dan sudah masuk di dalam proyek strategis nasional dan sekarang ini sebagian sudah dibangun oleh pemerintah pusat dan juga oleh pemerintah Jakarta. Pemerintah Jakarta mempunyai tanggung jawab 11,1 kilometer sehingga akan kami lanjutkan menjadi giant mangrove wall," ucapnya.

Sementara cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil menyebut proyek pembangunan giant sea wall tetap mengutamakan dialog dengan melibatkan semua lapisan masyarakat.
 
Baca: Dharma-Kun Ilustrasikan Kolam Pipi Monyet Tangani Banjir

"Tapi tambahan dari saya pembangunan apapun di Jakarta harus dengan prinsip sustainable development, adil sosial, adil ekonomi, adil juga terhadap lingkungan. Maka kunci pertama adalah dialog dengan warga, dengan LSM, dengan Walhi dengan semuanya dirumuskan apakah itu solusi satu-satunya menambahi mangrove juga bagian dari visi misi kami memperbanyak tanggul existing diperluas juga adalah visi misi kami tapi tambahannya adalah ruang dialog itu harus kita kuatkan," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menegaskan giant sea wall bukan hanya sekedar bendungan melainkan juga kawasan yang dimanfaatkan menjadi ruang publik. "Giant sea wall kami adalah bukan bendungan, tapi kawasan di sana harus ada ruang sosial untuk masyarakat, untuk gen z, untuk lain-lain yang akan membuat keadilan kembali lagi keadilan tata ruang harus hadir di kawasan giant sea wall," ucapnya.

Kemudian, cagub nomor urut 2 Dharma Pongrekun berjanji memprioritaskan pemberian ganti rugi kepada nelayan yang terdampak proyek tersebut. "Giant sea wall sudah menjadi program pemerintah program strategi nasional maka mau tidak mau kami sebagai gubernur karena ini juga tujuan daripada itu semua asal kembali lagi manusia yang diutamakan manusia penting sekali diutamakan siapa manusia di sana yaitu para nelayan jangan lupa nelayan telah dirugikan Rp26 juta per hari kalau dihitung dalam 1 tahun berarti Rp137 miliar. Oleh sebab itu kami menyarankan silakan dilanjutkan tetapi ingat masyarakat nelayan wajib diberikan ganti rugi setiap tahun Rp137 miliar," tutur Dharma Pongrekun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)