Siapa Sebenarnya Penemu Benua Australia?

20 July 2025 10:38

Jakarta: Selama ini, sejarah dunia mencatat Kapten James Cook, pelaut Inggris, sebagai tokoh penting yang menemukan Australia pada tahun 1770. Namun, benarkah ia orang pertama dari luar yang menginjakkan kaki di benua tersebut? 

Seiring berkembangnya penelitian sejarah, fakta mengejutkan pun terungkap di mana pelaut-pelaut asal Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, sudah lebih dulu datang ke pesisir utara Australia, bahkan sekitar 70 tahun sebelum James Cook mendarat di Botany Bay.

Bukti Sejarah Kehadiran Makassar di Australia

Mengutip dari laman Gramedia, jejak pelaut Makassar ke Australia bukan isapan jempol. Sejak awal abad ke-18, para pelaut dari Makassar secara rutin melakukan pelayaran ke wilayah yang kini dikenal sebagai Arnhem Land, di Northern Territory, Australia.

Tujuan mereka adalah mencari teripang, hewan laut yang sangat diminati di pasar ekspor Asia, khususnya Tiongkok. Mereka tidak hanya singgah sesaat, melainkan tinggal berbulan-bulan di pesisir Australia untuk menangkap, mengolah, dan mengeringkan teripang sebelum dibawa pulang ke Indonesia.

Dalam pelayaran tersebut, mereka menggunakan perahu tradisional bernama Padewakang, nenek moyang kapal Pinisi yang kini menjadi ikon pelayaran Indonesia. Perahu ini kuat dan mampu menempuh jarak ribuan kilometer melintasi Laut Timor dan Arafura, bahkan tanpa teknologi navigasi modern.

Hidup Berdampingan dengan Suku Aborigin

Kehadiran para pelaut Makassar di Australia bukan sekadar urusan ekonomi. Mereka menjalin hubungan baik dengan masyarakat asli Australia, Suku Aborigin, khususnya yang tinggal di kawasan utara seperti di Yirrkala, Elcho Island, dan wilayah sekitarnya.

Interaksi ini bukan kolonisasi. Tidak ada paksaan, tidak ada perebutan lahan, dan tidak ada dominasi budaya. Yang terjadi justru sebaliknya yaitu kerja sama dalam suasana saling menghormati.

Sejarawan Australia, Peter G. Spillet, menyebut hubungan ini sebagai "hubungan internasional pertama" yang pernah dialami oleh masyarakat Aborigin. Tidak hanya pertukaran barang seperti tembakau, logam, dan kain, tetapi juga terjadi pertukaran budaya, bahasa, dan pengetahuan.

Beberapa istilah dalam bahasa Makassar bahkan masih ditemukan dalam dialek Aborigin di wilayah Arnhem Land. Selain itu, banyak lukisan batu di gua-gua Australia Utara yang menggambarkan kapal Makassar, alat tangkap teripang, bahkan wajah pelaut Indonesia dengan ikat kepala khas Bugis-Makassar.

Perspektif Ilmuwan Modern: Kisah yang Terlupakan

John Bradley, seorang antropolog dari Monash University, juga memperkuat narasi ini lewat risetnya. Ia menyatakan bahwa interaksi pelaut Makassar dengan Aborigin dilakukan secara adil dan tanpa unsur penindasan.
 
Tonton Juga: Tiga Benua Terbesar di Dunia: Asia, Afrika, dan Amerika Utara

Hal ini sangat berbeda dengan pendekatan kolonial Inggris yang dimulai oleh James Cook. Ketika Cook mendarat tahun 1770, ia langsung mengklaim pantai timur Australia sebagai milik Inggris di bawah doktrin “Terra Nullius”, yang berarti "tanah tanpa pemilik". Padahal, Aborigin telah mendiami benua tersebut selama puluhan ribu tahun.

Klaim Cook tersebut kemudian menjadi dasar kolonisasi brutal oleh Inggris, yang mengakibatkan hilangnya lahan, budaya, dan nyawa masyarakat Aborigin.

Tradisi yang Masih Dikenang

Yang menarik, hingga kini hubungan historis antara pelaut Makassar dan masyarakat Aborigin masih dikenang dan dirayakan secara budaya. Di beberapa komunitas Aborigin di Australia Utara, masih ada tarian, lagu, dan cerita rakyat yang menggambarkan kedatangan "Orang Marege", sebutan untuk orang-orang dari Makassar.

Beberapa komunitas bahkan menganggap bahwa orang Makassar adalah bagian dari sejarah leluhur mereka. Hubungan ini jauh lebih dalam daripada sekadar perdagangan. Ini adalah jejak persaudaraan lintas laut yang dibangun dengan rasa hormat dan keseimbangan.

Lalu Siapa Penemu Sebenarnya?

Dalam sudut pandang sejarah barat, Cook tetap dianggap penting karena membawa peta dan klaim resmi untuk Inggris. Tapi dalam perspektif budaya dan interaksi antarmanusia, para pelaut Makassar telah lebih dulu membangun jembatan antarbangsa yang damai dan saling menguntungkan.

Jangan lupa tonton MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.

(Zein Zahiratul Fauziyyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Christian Duta Erlangga)