16 July 2025 22:04
Seorang siswa berusia 16 tahun di SMA Negeri 6 Garut, Jawa Barat bunuh diri setelah diduga menjadi korban perundungan oleh teman sekolahnya. Siswa berinisial PN ini nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Ibu korban sempat mengunggah cerita mengenai perlakuan yang diterima anaknya. Kisah perundungan yang dialami PN telah dibagikan di media sosial sejak Juni lalu dan mendapatkan tanggapan luas dari warganet. Siswa yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA Negeri 6 Garut ini mengakhiri hidupnya pada hari pertama masuk sekolah, Senin, 14 Juli 2025.
Menanggapi hal itu, pihak SMA Negeri 6 Garut mengklaim bahwa kasus meninggalnya salah seorang siswanya bukan karena perundungan. Pihak sekolah menyebut siswa tersebut tidak naik kelas karena nilainya dari tujuh mata pelajaran tidak tuntas.
"Jadi menanggapi soal viral di media sosial ibunya, tentang bullying anaknya, itu sebetulnya tidak benar, karena siswa tersebut tidak ada bullying di sekolah," ujar perwakilan SMA Negeri 6 Garut Cucu Benyamin, Rabu, 16 Juli 2025.
Dia menuturkan bahwa sejumlah pihak terkait dari pemerintah daerah, polisi, serta dihadirkan guru Bimbingan Konseling (BK) dan
perwakilan kelas telah memberikan penjelasan. Dalam pertemuan itu, kata Cucu, ditegaskan bahwa tidak ada perundungan di kelas PN.
"Yang betul itu, anak itu dinyatakan tidak naik, itu pun bukan alasasn non akademik, tapi akademik, jadi ada beberapa mata pelajaran yang tidak tuntas di semester 1 dan 2," ungkap dia.
Sementara itu, dalam unggahan viral di media sosial dengan akun TikTok Putriayu, tampak video sosok Priya yang tengah berbincang dengan diduga ibunya. Dalam unggahan itu bertuliskan dengan bahasa Sunda, "Karunya dan sieun aya masalah anyar deui, bakal disalahkeun, calik wae sok di salahkeun tara aya nu ngabantuan komo mun ngalawan (Kasihan dan takut, tiap ada masalah baru selalu disalahkan, cuma duduk saja tetap disalahkan, enggak ada yang menolong, apalagi kalau mencoba membela diri).”