Sejarah Palang Pintu, Tradisi Betawi yang Penuh Makna

23 June 2025 13:09

Jakarta: Indonesia terkenal dengan suku bangsa, makanan, tarian, pulau yang indah, dan tentu saja adat istiadat yang beragam. Salah satunya adalah Palang Pintu yang terkenal di masyarakat Betawi. 

Seperti kita tahu, banyak sekali masyarakat Betawi yang mendiami kota Jakarta dan sekitarnya. Dan ternyata, meski zaman sudah semakin maju, tradisi Palang Pintu tidak habis terlindas moderenisasi. 

Adat istiadat ini masih mengakar dengan kuat di lingkungan masyarakat asli suku Betawi. Prosesi yang satu ini kerap dilakukan saat tibanya hari pernikahan, di mana pihak pengantin pria hendak memasuki kediaman dari mempelai perempuan.

Palang pintu, seperti dikutip dari Wikipedia, menggabungkan seni beladiri dengan seni sastra pantun. 

Dalam tradisi ini, jawara yang bertindak sebagai perwakilan mempelai laki-laki dan perempuan akan saling menunjukan kemampuan memperagakan gerakan silat dan melontarkan pantun satu sama lain. 

Setelah menunjukkan beberapa gerakan silat dan saling berbalas pantun, baru rombongan mempelai pria bisa masuk ke area rumah mempelai perempuan untuk melanjutkan prosesi pernikahan.

 
Simbol dan makna Palang Pintu


Tradisi palang pintu sendiri memiliki simbol yang mengartikan suatu ujian yang harus dilalui. Karena biasanya tradisi ini dipakai untuk pernikahan, ujian ini diberikan kepada mempelai laki-laki saat ingin meminang pihak perempuan. 

Tujuan dari ritual Palang Pintu adalah untuk menguji kesungguhan calon mempelai pria dalam mempersunting calon mempelai wanitanya. 
Jawara dari daerah asal laki-laki harus bisa mengalahkan jawara yang berasal dari daerah tempat tinggal perempuan. Hal ini sesuai dengan pelaksanaannya di mana rombongan mempelai laki-laki harus melewati hadangan dan tantangan yang diberikan oleh pihak perempuan. 

Sementara itu, berbalas pantun yang dilontarkan oleh wakil kedua belah pihak dimaknai sebagai manifestasi dari diplomasi. Aksi melontarkan pantun dan unjuk kebolehan dalam atraksi silat ini mengandung makna tersendiri dalam kepercayaan masyarakat Betawi. 

Maknanya, seorang pria sebagai kepala keluarga harus memiliki kemampuan untuk melindungi dan menjaga keluarganya dari berbagai bahaya. Sang pria juga harus bisa membuat keluarga kecilnya selalu dilimpahi kebahagiaan dan keceriaan. 

Sementara pembacaan ayat suci Al-Quran menyimbolkan bahwa seorang pria harus dapat menjadi imam yang baik bagi anggota keluarganya. Pun palang Pintu berfungsi untuk mendekatan hubungan antarkampung dan antarkeluarga. 

 
Sejarah tradisi Palang Pintu


Mengutip buku Panduan Prosesi Adat Perkawinan Betawi Buke Palang Pintu (2013) yang ditulis oleh Bachtiar, kemunculan tradisi Palang Pintu pertama kali dialami oleh seorang tokoh Betawi bernama Si Pitung (1874 - 1903). 

Dinukil dari sebuah blog Bride Story, saat ingin mempersunting Aisyah, putri pesohor Betawi, Murtadho, Pitung mulai melakukan prosesi Palang Pintu. 

Ya, Pitung diharuskan melawan Murtadho yang kala itu menjadi Palang Pintu dari prosesi pernikahan sang putri. Akhirnya Pitung pun berhasil mengalahkan sang calon mertua dan diizinkan untuk menikahi Aisyah. 

Sejak saat itu, Palang Pintu menjadi tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat suku Betawi di hari pernikahan. Dan seiring kemajuan zaman, selain untuk pernikahan, Palang Pintu juga biasa digunakan untuk acara lain seperti penyambutan tamu dan peresmian kantor. Dok.Medcom.id

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Wijokongko)