Duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024 hanya wacana. Partai NasDem menghormati wacana yang digulirkan politikus PDIP, namun NasDem tetap pada pendiriannya mendukung Anies sebagai capres.
"Itu kan wacana. Sebagai wacana kita menghargai saja," kata Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Sejak Prabowo Subianto berhasil mengakomodasi partai-partai besar di parlemen untuk mendukungnya sebagai capres, kini koalisi yang berisi Gerindra, PKB, PAN dan Golkar sudah memenuhi presentase suara sah nasional. Bahkan jumlahnya paling besar yakni 46,09 persen kursi di parlemen.
Melihat hal itu, PDIP langsung mencari figur pendamping Ganjar Pranowo yang bisa melampaui dominasi Prabowo Subianto secara jumlah kursi partai di parlemen.
Hal itu memunculkan usulan untuk menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Wacana itu pertama kali digulirkan oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah.
Penyataan itu bukan sekedar omongan biasa, tetapi juga bisa menjadi kajian lebih lanjut. Karena secara simulasi Pilpres 2024, Ganjar selalu kalah jika head to head dengan Prabowo Subianto.
Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menyambut usulan tersebut dengan positif. Namun menurut mereka, untuk mewujudkan wacana itu masih terlalu jauh.