LRT Jabodebek, KA Tanpa Masinis Pertama di Indonesia

Manajer Public Relations KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan, LRT Jabodebek adalah kereta tanpa masinis pertama di Indonesia. Meski beroperasi tanpa masinis, akan  ada Train Attendant yang bertugas melayani penumpang dalam perjalanan, dan jika diperlukan, maka Train Attendant tadi juga dapat mengemudikan LRT, karena mereka memiliki sertifikasi masinis. 

Kuswardojo menjelaskan bahwa untuk menjadi Train Attendant dibutuhkan waktu kurang lebih enam bulan untuk menjalani pendidikan baik teori maupun praktik hingga lulus uji sertifikasi. Train Attendant belajar secara praktik di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah memiliki teknologi serupa. 

Kuswardojo menambahkan, LRT tanpa masinis justru lebih aman. Sebab tidak akan terjadi over speed, di mana sebagian besar kecelakaan terjadi akibat human error.

LRT Jabodebek memiliki fasilitas simulator LRT di Operational Control Center lantai 4. Simulator LRT tersebut digunakan untuk melatih kompetensi Train Attendant agar mampu mengendalikan LRT saat dibutuhkan, sekaligus difungsikan sebagai tempat praktik untuk mendapatkan sertifikasi dari Dirjen KA.

Kuswardojo menegaskan, kehadiran LRT Jabodebek bukanlah solusi kemacetan. Namun sedikitnya dapat membantu mengurai kemacetan dengan mendorong warga untuk naik transportasi umum dan mengurangi polusi udara.

Mengenai tarif LRT, Kuswardojo mengatakan hal itu merupakan kewenangan pemerintah, sehingga belum bisa diumumkan. Menurut informasi, sarana LRT mencakup 31 trainset (rangkaian kereta), masih ada dua trainset yang akan tiba September mendatang.

Dalam satu train set terdiri dari enam kereta, dengan total 174 kursi. LRT ini mampu menampung maksimal 1.308 penumpang.