Program Makan Bergizi Gratis akan Dimulai 6 Januari 2025

Makan bergizi gratis yang sudah lama ditunggu-tunggu akhirnya akan terlaksana pada Senin, 6 Januari 2025. Tidak hanya kepada siswa SD sampai SMA, program makan bergizi gratis dengan anggaran Rp10 ribu per porsi ini juga akan menyasar kepada ibu hamil dan balita. 

Setelah dua bulan dilakukan uji coba, program makan bergizi gratis akhirnya dipastikan dimulai pada awal pekan depan atau 6 Januari 2025. Kepastian pelaksanaan program ini ditegaskan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, usai Ratas di Istana Kepresidenan, Bogor, 3 Januari 2025. 

Budi menyebut, bahan-bahan makanan yang disiapkan berasal dari komoditas lokal. "Arahan Presiden ini bahan bakunya harus dari Indonesia, dari desa sehingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Bukan impor,"

Ia mengatakan, ada 1.923 koperasi yang siap berkontribusi menyukseskan program unggulan presiden tersebut. Salah satunya koperasi susu, yang bakal memasok 1,3 juta liter susu per hari. 

"Kalau susu sudah jelas, koperasi susu itu identifikasi kita kan ada 1,3 juta liter per hari, kemampuan koperasi susu Indonesia." kata Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi.
 

Baca juga: DPR Ingatkan Antisipasi Praktik Cari Untung dari Program Makan Bergizi Gratis

Menteri Desa (Mendes) Yandri Susanto mengatakan, Badan Usaha Milik Desa (BUMD) juga turut dilibatkan untuk menyuplai kebutuhan program makan bergizi gratis. Mereka bakal menyalurkan hasil bumi unggulan masing-masing desa. 

"Tadi saya sampaikan, saya laporkan, 20 persen dari Rp71 triliun dana desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan. Tadi sudah disampaikan ada desa padi, desa jagung, ada desa ikan nila, ada desa melon dan lain sebagainya. Jadi kita akan menyukseskan makan siang bergizi." ungkap Mendes Yandri Susanto.

Program makan bergizi gratis akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun pertama, lokasi yang disasar berdasarkan kesiapan masing-masing daerah. Namun, pemerintah juga sudah menyiapkan skema lain untuk daerah yang belum memiliki infrastruktur memadai. Dengan alokasi anggaran Rp71 triliun, targetnya 40 persen dari 80 juta penerima manfaat dapat terpenuhi tahun ini.