Willy Haryono, Gervin Nathaniel Purba • 3 February 2024 13:37
Brussel: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dalam pembukaan EU Indo-Pacific Ministerial Forum ke-3 di Brussel, Belgia pada 1 Februari lalu.
EU Indo-Pacific Ministerial Forum merupakan platform untuk membahas isu-isu di kawasan Indo-Pasifik serta upaya untuk meningkatkan kerja sama dengan Uni Eropa.
Dalam pertemuan, Menlu Retno membicarakan mengenai beragam tantangan global, mulai dari perang di Ukraina, situasi Palestina di Jalur Gaza, rivalitas kekuatan besar yang terus berlanjut, hingga kesenjangan kapasitas antar-negara yang menghambat pencapaian pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
Menlu Retno juga menekankan bahwa yang diperlukan dari forum ini adalah penguatan kolaborasi, kerja sama, dan kemitraan untuk memajukan kesejahteraan dan stabilitas di Indo-Pasifik.
"Saya menyampaikan bahwa kita tidak ingin melihat kawasan Indo-Pasifik menjadi medan rivalitas. Yang kita inginkan adalah Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan," ujar Menlu Retno
"Itulah mengapa ASEAN di bawah keketuaan Indonesia tahun lalu menjadikan kolaborasi di Indo-Pasifik sebagai prioritas, termasuk melalui penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) dan memperkuat hubungan dengan Pacific Islands Forum (PIF) dan Indian Ocean Rim Association (IORA)," sambungnya.
Menlu Retno menekankan bahwa kerja sama di Indo-Pasifik harus inklusif, konkret, dan berpegang teguh pada hukum internasional serta paradigma kolaborasi. Prinsip-prinsip ini tertuang di AOIP sebagai panduan ASEAN dalam menavigasi dinamika di kawasan dan berinteraksi dengan mitranya dari luar kawasan.